Dampak Boikot: Gerai Starbucks di Israel Mengalami Penurunan Penjualan Hingga Bangkrut

by -64 Views
Dampak Boikot: Gerai Starbucks di Israel Mengalami Penurunan Penjualan Hingga Bangkrut

Sejak didirikan pada tahun 1971 di Seattle, AS, gerai Starbucks menyebar dengan cepat di seluruh dunia, dengan total 35.711 gerai. Namun, Starbucks tidak hadir di semua negara, salah satunya adalah Israel. Meskipun sebelumnya ada rencana ekspansi ke Israel, gerai Starbucks tidak berhasil di negara yang didukungnya. Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Apakah gerakan boikot mempengaruhinya?

Pada tahun 1998, pendiri Starbucks, Howard Schultz, memiliki keinginan untuk membuka gerai Starbucks di Israel setelah mengunjungi negara tersebut. Dia berpikir bahwa kopi Starbucks akan laris di Israel karena rasanya yang berbeda. Setelah beberapa tahun, gerai Starbucks pertama dibuka di Tel Aviv dengan kerjasama Delek Israel Fuel Corporation (DIFC), yang merupakan perusahaan bensin dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 80,5%.

Namun, gerai Starbucks di Israel tidak laku dan mengalami kerugian. Penjualan sangat buruk dan toko-toko Starbucks kosong. Hingga akhirnya pada tahun 2003, Starbucks resmi bangkrut dan meninggalkan Israel.

Menurut analisis, ada beberapa alasan kebangkrutan ini. Pertama, kegagalan dalam memilih rekan bisnis. Starbucks bekerja sama dengan perusahaan bensin yang tidak berpengalaman di industri makanan dan minuman. Kedua, kepercayaan diri yang berlebihan dari Howard Schultz, yang berencana membuka 80 gerai dalam 4 tahun pertama tanpa mempertimbangkan situasi yang ada. Ketiga, faktor eksternal seperti situasi politik dan sosial yang tidak stabil di Israel saat itu, yang mempengaruhi perkembangan Starbucks.

Selain itu, faktor lain adalah perbedaan budaya minum kopi antara Starbucks dan warga Israel. Warga Israel lebih menyukai kopi lokal yang sudah ada, seperti Arcaffe, dibandingkan dengan penyajian kopi ala Starbucks.

Keberhasilan Starbucks di negara lain tidak berarti bahwa gerai tersebut akan laris di setiap negara. Keberhasilan dan kegagalan Starbucks di Israel menjadi pengalaman yang berharga dalam perjalanan sejarah perusahaan ini.