Tulisan ini diambil dari buku “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto” dan membahas mengenai ketidakadilan ekonomi di Indonesia. Menurut Prabowo, tantangan besar utama yang dialami oleh ekonomi Indonesia adalah mengalir keluarnya kekayaan Indonesia ke luar negeri, yang menyebabkan ketidakadilan ekonomi dan menyebabkan banyak rakyat Indonesia hidup dalam keadaan miskin.
Data dari BPS dan lembaga keuangan Credit Suisse menunjukkan bahwa gini ratio pendapatan dan kekayaan warga Indonesia masih cukup tinggi, dengan 1% orang terkaya memiliki sebagian besar kekayaan Indonesia. Angka gini ratio untuk kepemilikan tanah juga mengkhawatirkan, dan menunjukkan ketimpangan kepemilikan tanah yang besar.
Prabowo menekankan bahwa ketidakadilan ekonomi ini dapat memicu konflik sosial, huru-hara, dan perang saudara yang berkepanjangan. Dia juga mengutip pendapat dari Niall Ferguson bahwa ketimpangan ekonomi dapat memicu inflasi, pecahnya investasi aset, korupsi, radikalisasi, bencana alam, dan pandemi penyakit.
Prabowo juga menyoroti kondisi pemuda di Indonesia yang putus sekolah dan mengalami pengangguran, serta potensi risiko jika mereka hidup tanpa harapan. Dia mengingatkan bahwa sejarah menunjukkan huru-hara, revolusi, dan perang saudara dapat dipicu oleh inflasi, kenaikan harga pangan, ledakan penduduk, pengangguran meningkat, disparitas penghasilan, radikalisme ideologi, dan korupsi. Dia menekankan bahwa Indonesia harus waspada terhadap potensi kemungkinan terjerumus dalam kondisi tersebut.
Sumber: https://prabowosubianto.com/ketidakadilan-ekonomi/