Miliarder Thailand Kehilangan Harta, Beralih Menjadi Penjual Roti di Pinggir Jalan

by -24 Views
Miliarder Thailand Kehilangan Harta, Beralih Menjadi Penjual Roti di Pinggir Jalan

Sirivat Voravetvuthikun Masuk Daftar 500 Orang Terkaya di Thailand

Jakarta, CNBC Indonesia – Ini adalah kisah Sirivat Voravetvuthikun, yang menjadi simbol semangat kewirausahaan dari Thailand. Dia pada awalnya miliarder. Namun, kemudian bangkrut dan terlilit utang sehingga harus alih profesi menjadi tukang roti pinggir jalan.

Bagaimana kisahnya?

Pada awalnya Sirivat adalah pialang saham di berbagai bursa efek di negara-negara Asia. Dia menjalani profesi ini setelah lulus kuliah dari Amerika Serikat sekitar tahun 1970-an. Selama belasan tahun menjadi pialang saham, dia sukses punya uang melimpah dan dinobatkan sebagai salah satu miliarder Thailand.

Sayang, ketika krisis moneter 1997 terjadi di Thailand, keuangan Sirivat juga ambruk. Dalam laporan VoA, investasi yang dipunyanya selama belasan tahun lenyap, sehingga harta kekayaannya menguap begitu saja.

Lebih parah lagi, pada saat bersamaan, utang-utang Sirivat menumpuk hingga mencapai US$ 30,4 juta hingga digugat sana-sini oleh para kreditor karena tidak mampu bayar utang. Atas situasi ini dia kemudian dinyatakan bangkrut. Seluruh harta dan barang berharga lain ikut hilang.

“Jadi hidup saya berubah total dari gaya hidup mewah menjadi gaya hidup biasa saja.” kata Sirivat.

Tak ingin terlalu lama terpuruk, pria kelahiran 1952 ini kembali mencari uang. Dia meninggalkan rasa gengsi demi memupuk kembali kekayaan.

Sirivat memulainya dengan menjadi tukang roti asongan yang berjualan di jalanan Bangkok. Tak peduli orang berkata apa, yang penting, baginya dia harus bisa menghidupi keluarga. Selama menjalani itu, dia dan istri sering merasa sedih karena harus hidup susah.

“Tetapi saya menyadari jika kami menyerah dan terus bersedih, tidak ada seorang pun yang akan membantu kami. Apapun yang terjadi, kami berdua harus saling membantu. Betapapun kecewanya kami, kami harus berjuang,” ungkapnya.

Pada mulanya, dia mendapat US$ 14 per hari. Kecil, memang. Namun, sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit. Seiring waktu, dari uang belasan dolar, kemudian berubah menjadi puluhan hingga ratusan. Semua itu dilakukan konsisten berjualan roti di pinggir jalan, siang dan malam.

Ketika uang mulai terkumpul, Sirivat baru memulai bisnis lebih besar. Mengutip New Mandala, dari uang jualan roti di pinggir jalan, dia mengembangkan bisnis menjadi dua kedai kopi kecil. Tentu saja, ini diperoleh tanpa meminjam uang.

Belakangan, dua kedai kopi itulah yang jadi titik balik kehidupan Sirivat. Perlahan, dia kemudian mengembangkan katering hingga bisa memperkerjakan belasan orang. Dari sini dia kemudian memberi merek sendiri pada roti jualannya bernama Sirivat Sandwich.

Hingga akhirnya, setelah belasan tahun bangkit dari kebangkrutan, tepat pada 2009, Sirivat kembali jadi wirausaha sukses dan kaya raya. Sirivat Sandwich mulai berdiri di seantero Bangkok dan menjadi ikon kota.

Sirivat pun seketika menjadi terkenal dan dijuluki sebagai The Sandwich Man oleh masyarakat. Atas dasar inilah, masyarakat menjadikannya sebagai ikon wirausaha karena berhasil bangkit dari kebangkrutan hingga jadi miliarder kembali.