Joshua L. Chamberlain adalah seorang tokoh di sejarah yang saya kagumi. Beliau sebenarnya bukan tentara profesional. Beliau adalah seorang profesor, seorang guru besar dalam sejarah klasik Romawi dan Yunani kuno, dan juga dalam ilmu retorika dari Negara Bagian Maine. Pada saat Perang Saudara Amerika Serikat meletus, Presiden Amerika Serikat menyatakan keadaan darurat perang dan meminta sukarelawan-sukarelawan dari semua negara bagian yang tergabung dalam Republik Amerika Serikat. Di Maine, terbentuklah resimen ke-20 Maine dan Professor Joshua Chamberlain secara sukarela menyatakan bergabung dengan tentara sukarelawan yang membela Amerika Serikat. Oleh gubernur Negara Bagian Maine, Chamberlain diberi pangkat Letnan Kolonel dan menjadi komandan resimen ke-20 Maine. Walaupun Joshua Chamberlain bukan tentara profesional dan tidak pernah mengalami pendidikan militer, ia sangat tekun belajar dari buku-buku taktik dan buku-buku teknik yang diberikan oleh tentara pusat. Dalam berbagai pertempuran, Chamberlain terlibat dalam Pertempuran Gettysburg pada tahun 1863 di mana keputusannya untuk memimpin serbuan langsung oleh pasukannya dianggap sebagai keputusan yang menjadi teladan bagi tentara Amerika. Setelah Perang Saudara Amerika berakhir, Chamberlain terus melanjutkan kepemimpinannya dan terus berada bersama anak buahnya. Walaupun berkali-kali terluka tembak, ia tidak pernah mau untuk menghentikan pengabdianannya. Joshua Chamberlain dinaikkan pangkat secara luar biasa menjadi Komandan Brigade dan akhirnya menjadi Gubernur Maine empat kali. Joshua Chamberlain diberi tanda kehormatan tertinggi yang bisa diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat untuk keberanian di daerah pertempuran, yaitu US Congressional Medal of Honor. Hingga hari ini, Joshua Chamberlain tetap menjadi sebuah ikon bagi tentara dan sejarah Amerika.