Kepemimpinan Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar Dalam Berbagai Aspek

by -70 Views
Kepemimpinan Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar Dalam Berbagai Aspek

Prabowo Subianto: Mengenang Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar

Pertama kali saya bertemu dengan Pak Wismoyo Arismunandar saat saya masuk ke Kopassandha. Saat itu beliau menjabat sebagai Wakil Asisten Pengamanan (Waaspam) Danjen Kopassandha dengan pangkat Letkol, sedangkan saya saat itu adalah Letnan Dua.

Awalnya kami hanya tahu bahwa beliau adalah ipar Pak Harto. Istrinya adalah adik dari Ibu Tien Soeharto. Pada awalnya, kami tidak begitu dekat dengannya. Namun pada tahun 1978, beliau diangkat menjadi Komandan Grup 1 Para Komando dari Kopassandha, sehingga beliau menjadi komandan dari grup kami. Saat itu, saya menjabat sebagai komandan Kompi 112 dan mulai mengenal sosok Pak Wismoyo Arismunandar.

Beliau adalah seorang komandan yang banyak memengaruhi saya, baik dalam ajaran maupun pribadinya. Salah satu ajaran utamanya selain patriotisme angkatan ’45, adalah untuk selalu berpikir, berbuat, dan bertutur kata yang baik. Beliau selalu menekankan kepada anak buahnya untuk tidak berpikir buruk terhadap orang lain, dan ajaran itu selalu melekat dalam hati saya.

Beliau juga selalu menekankan pentingnya semangat dan kegembiraan, serta selalu mendorong agar semangat saat bertepuk tangan. Meskipun banyak senior dan rekan-rekan sejawat yang mengejek beliau karena perhatian yang beliau berikan terhadap tepuk tangan, bagi saya hal-hal kecil seperti itu penting untuk menggembirakan hati dan memberikan semangat kepada pasukan dan diri sendiri.

Ajaran-ajaran yang beliau ajarkan sangat bermanfaat dan sesuai dengan budaya Indonesia dan budaya TNI. Beliau mengajarkan bahwa orang berani harus selalu gembira, dan seorang pemimpin harus bisa menciptakan suasana yang gembira. Beliau juga mengajarkan bahwa pemimpin harus sesekali bisa menghibur anak buahnya dengan menyanyi, deklamasi, olahraga, dan lain-lain. Beliau juga selalu menekankan pentingnya bersatunya pemimpin dan anak buah.

Selain itu, beliau juga memberikan contoh teladan dengan tetap ikut serta dalam kegiatan-kegiatan fisik seperti olahraga renang, voli, menembak, meskipun lututnya sedang cedera. Beliau juga mendorong saya dan rekan-rekan sejawat untuk mahir dalam menembak.

Saya juga terkesan ketika beliau memberikan saya sebuah sajadah dan memintanya untuk selalu digunakan sebelum menjalankan operasi, sebagai pengingat bahwa dalam bertugas, kita harus selalu dekat kepada Tuhan yang Mahakuasa.

Ajaran-ajaran dan teladan yang beliau berikan telah sangat berpengaruh dalam hidup saya, dan saya selalu mencoba menerapkannya untuk menciptakan lingkungan yang gembira, memiliki semangat, dan tidak sombong. Ajaran beliau bahwa disiplin adalah napas, kesetiaan adalah jiwa, dan kehormatan adalah segalanya, tetap saya pegang hingga saat ini.

Source link