Mayor Jenderal TNI (Purn) Suhartono Suratman Berjuang Bersama Saya

by -58 Views
Mayor Jenderal TNI (Purn) Suhartono Suratman Berjuang Bersama Saya

Tono Suratman adalah junior saya yang berada di bawah saya selama satu tahun. Kami sering bersama-sama dan meskipun ada perbedaan usia satu tahun, saya sangat dekat dengan beliau. Bisa dikatakan bahwa beliau seperti adik kandung saya sendiri. Saat kami masih bujangan, kami sering tinggal di rumah orang tua saya di Kebayoran Baru, di Jalan Kertanegara nomor 4. Saat itu saya menjabat sebagai Danki dan beliau sebagai Danton 1 dan akhirnya kami berangkat bersama ke Timor Timur. Beliau ikut di Nanggala 28. Saya dengan nama sandi Kancil, sedangkan beliau memimpin peleton 1 dengan nama sandi Kancil Satu. Di situlah saya melihat bagaimana Pak Tono sebagai seorang perwira lapangan.

Sejak muda, sejak menjadi taruna, Pak Tono sangat aktif dalam olahraga. Beliau pernah menjadi bagian dari tim nasional anggar dan tim renang di AKMIL. Beliau juga merupakan seorang penembak yang hebat. Saat beliau menjadi Perwira Muda di Kopassus, keunggulannya semakin terlihat. Ketika saya menjabat sebagai Wakil Komandan Den-81, saya menyarankan kepada Pak Luhut, selaku Komandan Den-81, untuk mengangkat Pak Tono sebagai Komandan Pasukan Katak Den-81. Sejak saat itu, saya sering pergi beroperasi bersama Pak Tono Suratman.

Dalam perjalanannya karier, beliau akhirnya menjadi komandan grup Parako di Kopassus. Beliau juga menggantikan saya sebagai Danpusdikpassus. Kemudian, beliau juga memimpin satuan tugas Rajawali yang terdiri dari kompi-kompi terbaik dari semua Kodam. Kompi-kompi tersebut dilatih khusus dalam taktik-taktik antigerilya yang kita sebut dengan latihan pasukan pemburu. Setelah dilatih, satuan tugas Rajawali diturunkan di Timor Timur dan sangat efektif. Rajawali pemburu inilah menjadi cikal bakal dari Batalyon Raider yang dibentuk oleh Jenderal Ryamizard Ryacudu sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.

Saya ingin menekankan bahwa selain menjadi atlet anggar yang handal, beliau juga merupakan seorang penembak yang jitu. Beliau juga hebat dalam olahraga renang, sehingga beliau memimpin Pasukan Katak di Detasemen 81. Jabatan beliau adalah komandan Tim Pasukan Katak, dan latihannya dilakukan bersama Kopaska Angkatan Laut. Beliau juga merupakan seorang penyelam dan penerjun freefall yang hebat.

Biasanya seorang yang jago freefall tidak pandai menyelam, atau seorang penyelam tidak mahir dalam freefall. Namun, Pak Tono jago dalam keduanya, sebagai seorang Pasukan Katak. Beliau juga mahir dalam karate, sehingga saya mengatakan bahwa beliau adalah seorang Perwira Angkatan Darat yang bisa menjadi contoh dan idola bagi anak buah maupun generasi penerus.

Saat saya menjabat sebagai Menteri Pertahanan, kami berencana untuk memperbaiki SMA Taruna Nusantara yang merupakan bagian dari Kementerian Pertahanan. SMA Taruna Nusantara dibentuk oleh Pak Benny Moerdani dan saat itu saya, sebagai seorang mayor, ikut menyusun konsep awal dari SMA Taruna Nusantara untuk Pak Benny Moerdani.

Saat itu, saya mencari orang yang cocok untuk menjadi kepala sekolah SMA Taruna Nusantara dan saya bertanya kepada Pak Tono Suratman apakah beliau bersedia untuk mengemban tugas tersebut. Beliau menjawab dengan tulus bahwa beliau bersedia.

Bayangkan, jiwa besar dan patriotisme orang ini. Beliau pernah menjadi asisten pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat, Pangdam Kalimantan, dan meskipun sudah pensiun, beliau tetap bersedia menjadi kepala sekolah SMA Taruna Nusantara. Beliau menganggap SMA Taruna Nusantara sebagai wadah untuk penggemblengan kader-kader unggul bagi bangsa dan negara, serta wadah untuk penggemblengan calon-calon perwira tinggi yang unggul.

Pak Tono adalah junior saya yang patut menjadi contoh dalam kepemimpinan oleh generasi penerus.

Bagi para perwira muda yang bercita-cita menjadi perwira komando yang baik, Anda harus melatih anak buah Anda dalam bela diri dan keahlian menembak. Jika mereka mampu menembak dengan baik dan menguasai bela diri, mereka akan menjadi tentara yang unggul. Keberanian harus diajarkan dan ditanamkan dalam diri prajurit melalui pelatihan yang nyata. Seni bela diri melatih manusia untuk menjadi berani, mampu mengatasi rasa takut, dan menahan rasa sakit.

Source link