Sejauh ini, Kemerdekaan yang Sudah Lebih dari 75 Tahun Belum Membawa Kesejahteraan bagi Kita

by -154 Views
Sejauh ini, Kemerdekaan yang Sudah Lebih dari 75 Tahun Belum Membawa Kesejahteraan bagi Kita

Paradoks Indonesia dan Musuhnya yang Nyata

Indonesia merupakan negara kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia, namun sebagian besar rakyat Indonesia hidup dalam kemiskinan. Kondisi ini merupakan sebuah paradoks. Jika kita bandingkan pencapaian ekonomi Indonesia dengan negara lain selama 30 tahun terakhir, kita akan melihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh tertinggal dari negara seperti Tiongkok dan Singapura.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok, misalnya, mengalami lonjakan pesat dalam periode yang sama. Hal ini terjadi karena Tiongkok menerapkan prinsip kapitalisme negara, di mana seluruh cabang produksi penting dan sumber daya alam dikuasai oleh negara, melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Di Tiongkok, lebih dari 150.000 BUMN mengelola cabang-cabang produksi penting, yang membuat ekonomi Tiongkok berkembang dengan pesat.

Di sisi lain, Indonesia belum mampu mengelola kekayaan negaranya dengan baik. Di Indonesia, pengelolaan ekonomi masih banyak ditentukan oleh mekanisme pasar, bukan oleh negara seperti yang diamanatkan dalam Pasal 33 UUD 1945. Hal ini mengakibatkan terjadinya oligarki, di mana kekayaan negara dikuasai oleh segelintir orang super kaya.

Keputusan politik yang keliru juga menjadi faktor penentu apakah rakyat Indonesia akan hidup sejahtera atau miskin. Untuk mengubah kondisi tersebut, kita perlu memahami bahwa pertumbuhan ekonomi harus mencapai angka dua digit, atau pertumbuhan di atas 10% secara berkelanjutan. Penting untuk kita sadari bahwa hanya dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Indonesia bisa keluar dari perangkap negara menengah, atau middle income trap.

Kita perlu belajar dari negara lain yang sudah maju, seperti Tiongkok, yang mampu mengakui kesalahan di masa lalu dan melakukan perubahan yang signifikan untuk kemajuan negaranya. Dengan pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan, kearifan, dan kehendak yang kuat, Indonesia juga bisa mengatasi paradoks ekonomi yang selama ini dialami. Kita harus bangkit dan menjadi bangsa yang kuat, terhormat, dan sejahtera.

Source link