Jakarta, CNBC Indonesia – Hidup seperti roda yang berputar. Ada kalanya seseorang hidup dalam kemiskinan, namun besoknya bisa menjadi kaya. Hal yang sama dialami oleh keluarga Abdurrachim dari Lumajang, Jawa Timur.
Pada awalnya, Abdurrachim adalah seorang gelandangan yang tidak memiliki tempat tinggal tetap. Sehari-harinya dia hidup di depan toko dan bekerja sebagai pemulung puntung rokok di jalanan. Karena kehidupannya ini, Abdurrachim pernah ditangkap oleh otoritas terkait dan bahkan di tempatkan di rumah penampungan.
Namun, Abdurrachim tidak ingin bergantung pada orang lain. Siang hari dia bekerja sebagai pemulung, sedangkan malam harinya dia mencari kodok untuk dijual. Uang yang ia dapat dari pekerjaannya tersebut dikumpulkan dan diputar sebagai modal untuk bisnis kodoknya.
Dengan kerja kerasnya, Abdurrachim berhasil menjadi juragan kodok yang terkenal di Surabaya. Setiap minggu, dia mengirim 300 Kg kodok ke Surabaya dengan harga 1 kuintal mencapai Rp 55.000. Dalam seminggu, dia berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp 165.000.
Dengan kekayaan yang ia kumpulkan, dalam waktu singkat kehidupan Abdurrachim berubah menjadi sejahtera dan terhormat. Keluarganya yang dulunya hidup dalam kekurangan kini telah memiliki kekayaan berupa sawah seluas 3 hektar, 1 sepeda motor, dan sedang merencanakan pembelian rumah seharga Rp 3.000.000.
Meskipun telah sukses dan memiliki kekayaan, Abdurrachim tetap rendah hati dan tidak melupakan asal-usulnya sebagai gelandangan. Ia tetap tinggal dan hidup bersama gelandangan lain di tempat penampungan.
Dengan kesuksesannya ini, Abdurrachim dijuluki sebagai miliarder baru.
