Jensen Huang adalah pendiri dan CEO dari perusahaan teknologi Nvidia. Berkat perusahaan itu, Huang bisa masuk dalam jajaran orang terkaya dunia dan punya harta US$ 70,4 miliar atau Rp 1.100 triliun. Atas dasar ini, banyak orang ingin bisa sukses seperti dirinya.
Saat menjadi pembicara di Stanford University bulan lalu, Huang memberi satu pesan khusus kepada mahasiswa dan generasi muda agar bisa memupuk kekayaan hingga triliunan rupiah, yakni harus siap menderita dan mengalami rasa sakit luar biasa besar.
Kata Huang, perjalanan menjadi pengusaha sukses bukan persoalan kecerdasan. Namun, soal bagaimana orang tersebut menderita, jatuh berkali-kali, dan bangkit. Intinya, tak ada cara instan.
“Kehebatan bukanlah kecerdasan. Kehebatan berasal dari karakter. Dan karakter tidak terbentuk dari orang-orang pintar, melainkan terbentuk dari orang-orang yang menderita,” kata Huang, dikutip dari CNBC Make It, Rabu (3 April 2024).
Selain itu, untuk menjadi seperti dirinya, seseorang jangan menaruh ekspektasi terlalu tinggi. Huang mengambil contoh kasus pada mahasiswa Stanford yang jadi pendengar ceramahnya. Katanya, mahasiswa Stanford yang berasal dari kampus elit biasanya akan punya ekspektasi tinggi. Bahwa dirinya bakal jadi orang sukses hanya karena lulusan Stanford.
Namun, Huang menyebut pemikiran tersebut malah membuat seseorang menjadi lemah karena tidak terbiasa atau tidak siap menghadapi kegagalan. Maka, sudah seharusnya seseorang tidak berekspektasi terlalu tinggi.
Huang punya kepercayaan bahwa Nvidia suatu saat nanti bakal gagal, meskipun saat ini perusahaannya sukses besar. Kepercayaan ini, kata Huang, bisa memunculkan perasaan toleran terhadap kegagalan. Atas dasar inilah, pria kelahiran 1963 ini memberi pesan lanjutan dan berharap orang-orang menderita.
“Saya gak tahu gimana cara mengajarkan proses bisnis ini, kecuali saya berharap penderitaan bakal datang ke kalian,” tutur Huang.
Ceramah Huang ke mahasiswa Stanford bukan hanya omong kosong belaka. Sebelum jadi pengusaha sukses, Huang memang sudah mengalami jatuh bangun dalam berbisnis. Pada awal mendirikan Nvidia, dia pernah hampir bangkrut karena kalah saing dengan perusahaan lain. Bahkan, di momen ini dia harus memecat hampir keseluruhan karyawan.
Selain itu, dia juga pernah salah menganalisis perhitungan bisnis yang berujung pada kerugian besar. Meski begitu, penderitaan dan rasa sakit yang luar biasa besar ini membentuk mental Huang. Dari kegagalan itu, Huang menyebut dirinya jadi lebih ahli dalam membaca pasar dan berbisnis.
Pada akhirnya, Huang mulai merasakan hasil perjuangan itu. Kini, dia dinobatkan jadi orang terkaya di dunia dengan harta Rp 1.100 triliun.