Inilah Orang Indonesia Pertama yang Memiliki Mobil dengan Mesin 2.000 cc

by -47 Views
Inilah Orang Indonesia Pertama yang Memiliki Mobil dengan Mesin 2.000 cc

Jakarta, CNBC Indonesia – Saat ini mobil menjadi salah satu alat transportasi yang paling populer. Menurut data Polri, terdapat 160 juta mobil yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari angka tersebut, siapa pemilik mobil pertama di Indonesia?

Sejarah mencatat bahwa orang tersebut adalah Pakubuwana X.
Pakubuwana X naik tahta pada 30 Maret 1893 ketika Keraton Surakarta sedang dalam keberlimpahan harta. Menurut Pakubuwana XII dan A. Mutholi’in dalam Karaton Surakarta (2004), kekayaan tersebut diperoleh karena kepemilikan pabrik gula yang dibangun oleh penguasa sebelumnya berhasil memasok ribuan ton gula ke pasaran. Keberadaannya meramaikan industri gula di Hindia Belanda yang saat itu dikuasai oleh pedagang Tionghoa, Oei Tiong Ham.

Pakubuwana X mendapat rezeki yang berlimpah. Dia adalah orang pertama yang menikmati manisnya keuntungan perdagangan gula, sehingga dapat hidup mewah. Gaya hidup mewah ini tercermin dalam tingkah lakunya.

Tak lama setelah naik tahta, Pakubuwana X menghubungi John C. Potter, seorang teknisi Inggris yang bekerja di Surabaya. Potter adalah orang pertama yang memiliki sepeda motor di Hindia Belanda sejak tahun 1893. Rupanya, Raja Surakarta tersebut ingin memiliki ‘kuda besi’ serupa yang dimiliki Potter.

Dia tertarik dengan kendaraan bermesin yang sudah dikembangkan oleh orang Eropa sebelumnya. Kendaraan tersebut dianggap lebih efektif dan efisien dibanding kereta kuda atau pedati. Pakubuwana X kemudian meminta Potter untuk mengurus pembelian kendaraan bermesin dari Eropa. Potter kemudian menjalankan permintaan ini kepada perusahaan Prottle&Co di Surabaya. Namun, yang diminta oleh raja bukan motor, melainkan mobil.

“Pembelian mobil ini menjadi impor mobil pertama dan menjadi mobil pertama yang ada di Indonesia,” tulis James Luhulima dalam Sejarah Mobil & Kisah Kehadiran Mobil di Negeri Ini (2012).

Pada tahun 1894, mobil merek Benz Viktoria dengan mesin 2.000 cc tiba di halaman Kesultanan Surakarta. Harganya 10.000 gulden. Kehadiran mobil pertama di Hindia Belanda secara tidak langsung mengubah paradigma kekayaan. Jika sebelumnya kekayaan adalah memiliki kereta kuda, maka sekarang mobil menjadi simbol kekayaan.

Kepemilikan mobil oleh penguasa Surakarta menjadi berita sensasional. Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan Ratu Belanda saat itu dilaporkan belum memiliki mobil. Mereka masih menggunakan kereta kuda sebagai sarana transportasi.

Sejak saat itu, orang-orang Eropa di Hindia Belanda tidak ingin kalah. Pembelian mobil perlahan meningkat setiap tahunnya. Dan hal ini terus meningkat karena mobil terbukti lebih efisien daripada kereta kuda.

“Mobil telah terbukti menjadi alat transportasi yang sangat penting. Terutama di daerah yang tidak memiliki jalur kereta api, atau di wilayah yang belum memiliki jalur kereta api, kontak antara tempat-tempat jauh dapat dijangkau menggunakan mobil,” tulis J. Stroomberg dalam Hindia Belanda 1930 (2017).

Menurut penjelasan Stroomberg, hanya dalam tahun 1928 saja sudah terdapat 40.155 mobil, 10.505 motor, 3.756 truk, dan 2.545 bus. Bahkan sejak tahun 1927 telah ada pabrik perakitan mobil di Tanjung Priuk, Batavia.