Sebelum Meninggal, Dosen Matematika Memiliki Harta Rp 482 T dan Melakukan Hal Ini

by -138 Views
Sebelum Meninggal, Dosen Matematika Memiliki Harta Rp 482 T dan Melakukan Hal Ini

Dosen matematika, James “Jims” Simons, meninggal dunia, Jumat (10/5/2024). Berita meninggalnya Simons di usia 86 tahun dikabarkan oleh mendiang istrinya, Marilyn, di New York, AS. Tak ada keterangan lebih lanjut soal penyebab kematiannya. Namun Simon merupakan salah satu dosen terkaya dunia.

Ya, Simons merupakan perwujudan manusia dari “dua latar belakang”. Dia memulai karir sebagai dosen matematika di Harvard University pada usia 23 tahun. Di dunia matematika, Simons dikenal sebagai sosok yang banyak berhasil memecah kode matematis. Kemampuannya ini bahkan membuatnya ditarik untuk bekerja di Kementerian Pertahanan AS.

Tak berhenti di situ, kecintaan pada matematika akhirnya menjadi landasan untuk membuat bisnis. Simons mengumpulkan banyak ahli matematika untuk menciptakan model perdagangan, menganalisis informasi, dan membuat prediksi atas dinamika pasar saham. Dalam otobiografi The Man Who Solved The Market How Jim Simons Launched The Quant Revolution (2019), ia bercerita bagaimana dirinya mendirikan firma investasi, Renaissance Technologies, pada 1982. Inilah yang membuat dia menjadi miliuner.

Forbes mencatat, dirinya memiliki harta US$ 30,7 miliar atau Rp 482 triliun. Dengan harta segitu, dia menduduki posisi ke-51 orang terkaya di dunia.

Hobi Unik

Meski kaya raya, Simons memiliki “hobi unik”. Ia bukan sosok yang pelit. Dirinya begitu aktif di dunia filantropi. Sebagai orang yang tumbuh di dunia akademik, dia memilih mengalokasikan uang untuk pengembangan sains. Sejak 1994, dia mendirikan Simons Foundation, suatu yayasan yang menjadi penyalur dana triliunan rupiah miliknya. Lewat yayasan tersebut, dia fokus memberikan uang untuk pengembangan astrofisika, biologi, matematika, autisme ilmu saraf, dan fisika kuantum.

Associated Press (AP) menyebut semasa hidup dia sudah menyumbangkan belasan triliun rupiah untuk ratusan kegiatan filantropi. Aksi donasi paling tersohor adalah sumbangan ke almamaternya, Stony Brook University. Dalam obituari resmi yang ditulis universitas, Simons memberikan uang secara cuma-cuma lebih dari US$ 1 miliar atau Rp16 triliun. Donasi ini berhasil memecahkan rekor donasi terbesar kepada institusi pendidikan di AS. Dana sebesar itu belum memperhitungkan biaya yang dikeluarkannya untuk membangun pusat penelitian. Tercatat ada 8 pusat riset sains yang berdiri berkat sumbangan uang pribadi dosen matematika itu.

“Dukungan Simons telah menghasilkan pertumbuhan pada setiap sudut kampus Stony Brook dan sekitarnya, mulai dari Renaissance School of Medicine dan Simons Center for Geometry and Physics hingga program Simons STEM Scholars, dan masih banyak lagi,” ungkap universitas.

Menariknya, pemberian dana dari Simons tak sia-sia. Situs resmi Simons Foundation menyebut, penerima dana hibah mayoritas berhasil memenangkan penghargaan, dari Nobel, Medali Fields, dab penghargaan tertinggi lainnya. Upaya keterlibatan ilmiah yayasan ini juga telah diakui organisasi bergengsi, seperti Pulitzer, nominasi Academy Award, dan beberapa Penghargaan Emmy dan Peabody.

Besarnya dana sumbangan Simons membuatnya berada di urutan ke-2 sebagai individu paling hobi bersedekah menurut Chronicle of Philanthropy pada tahun 2023, hanya kalah sedikit dari Warren Buffet. Kini, Simons telah tiada, tapi berkat sumbangan-sumbangannya namanya tetap abadi.