Produk yang Banyak Digunakan oleh Warga Indonesia Ternyata Dibuat oleh Pengusaha Yahudi

by -129 Views
Produk yang Banyak Digunakan oleh Warga Indonesia Ternyata Dibuat oleh Pengusaha Yahudi

Jakarta, CNBC Indonesia – Siapa yang tidak kenal celana Levi’s? Merek ini sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Bahkan, merek Levi’s sudah menjadi sinonim dari celana jeans. Bahkan para tukang reparasi celana menggunakan ‘Vermak Levi’s’ sebagai penanda.

Namun, belum banyak yang tahu bahwa celana Levi’s erat kaitannya dengan seorang pengusaha Yahudi bernama Levi Strauss. Levi adalah seorang Jerman yang datang ke California, Amerika Serikat, pada pertengahan abad ke-19. Ia datang untuk berdagang karena pada saat itu California mulai ramai karena adanya pertambangan emas.

Bagi Levi, menjadi seorang pedagang bukanlah hal baru. Karena Levi lahir dan besar di keluarga pedagang Yahudi. Orangtuanya, yang sebelumnya sukses memulai usaha di Jerman, sering melibatkan Levi dalam urusan bisnis. Oleh karena itu, dia cukup paham tentang mekanisme bisnis.

Sejak memutuskan tinggal di California, Levi langsung terjun ke dunia perdagangan. Menurut buku Inventors and Inventions (2008), Levi kemudian mendirikan Levi Strauss & Co. yang menjual pakaian dan perlengkapan rumah tangga, seperti sisir, cermin, handuk, dan lain-lain.

Meskipun begitu, bisnisnya tidak berjalan lancar. Produk-produknya tidak sesuai dengan pasar California yang didominasi oleh para penambang. Mereka tampaknya tidak terlalu memperhatikan produk semacam itu.

Namun, di tengah ancaman kebangkrutan bisnis, tiba-tiba datang seorang pelanggan perempuan dengan keluhan. Ia kesal karena celana panjang suaminya yang seorang penambang emas sering sobek. Saat dijahit, tidak lama kemudian sobek lagi. Hal ini terus berulang. Akhirnya, ia meminta bantuan kepada Levi untuk mencarikan bahan yang tebal dan cukup kuat agar tidak sobek.

Seperti yang dijelaskan oleh Lynn Downey dalam Levi Strauss and Co (2009), Levi segera mendatangi penjahit kenalannya, Jacob Davis, untuk menyampaikan niatnya. Keduanya kemudian mencari bahan celana yang sesuai. Sangat sulit bagi mereka untuk menemukan celana yang tahan lama, tebal, dan nyaman digunakan. Akhirnya, mereka menemukan bahan yang tepat, yaitu denim yang disebut sebagai waist overalls.

Dari bahan itu, mereka membuat celana untuk para penambang yang penuh dengan jahitan dan paku. Celana tersebut terbukti cukup kuat setelah digunakan dalam waktu lama. Celana buatan Jacob mulai populer dan mereka mulai mendapatkan pesanan yang banyak. Mereka menetapkan harga US$ 3 per celana dan bekerjasama dengan Levi. Semua celana buatan Jacob didistribusikan oleh Levi Strauss & Co.

Keduanya kemudian mendaftarkan penemuan celana denim tersebut pada tahun 1873. Sejak itu, penjualan celana denim di California hanya dipegang oleh Levi Strauss & Co. Mereka pun meraih cuan besar.

Seiring berjalannya waktu, popularitas celana tersebut semakin meluas. Seluruh Amerika Serikat menyukai celana tersebut yang kemudian dikenal sebagai jeans bermerek Levi’s. Kekayaan Levi pun meningkat dengan cepat dan ia menjadi miliarder di Amerika Serikat pada tahun 1890-an.

Saat ia meninggal pada 26 September 1902, diketahui bahwa Levi memiliki rumah senilai US$ 300 juta atau sekitar Rp 4 triliun. Seperti orang kaya pada umumnya, Levi juga aktif dalam kegiatan filantropi. Ia mendirikan Levi Strauss Foundation yang aktif dalam kegiatan pendidikan dan amal. Selain itu, ia juga aktif dalam organisasi komunitas Yahudi di Amerika Serikat.

Tidak heran jika Times of Israel menyebut Levi sebagai orang Yahudi paling sukses di Barat. Sebutan tersebut tidak berlebihan karena bisnis Levi’s tetap sukses bahkan setelah kematiannya.