Heboh di RI karena Fenomena Tuyul, Ilmuwan Berpendapat Seperti Ini

by -145 Views
Heboh di RI karena Fenomena Tuyul, Ilmuwan Berpendapat Seperti Ini

Jakarta, CNBC Indonesia – Dua orang terlibat dalam pertengkaran karena tuduhan memiliki tuyul bukanlah cerita fiktif, melainkan pernah terjadi pada awal Januari 1977 di Solo. Saat itu, keributan terjadi antara Ibu Rokayah dan Ibu Wignyo, warga kampung Tegalrejo, Solo.

Secara kronologis, keributan ini dimulai dari laporan Rokayah, seorang pedagang dan pemilik kios, yang sering kehilangan uang. Dia mengeluhkan bahwa setiap malam uang yang disimpan terus berkurang, padahal tidak ada tanda-tanda orang lain masuk ke dalam kios selain Rokayah sendiri.

“Malam ini disimpan Rp15.000, pagi harinya tinggal Rp13.000. Malam berikutnya Rp20.000, pagi berikutnya tinggal Rp15.000. Begitu seterusnya,” tulis surat kabar Barata Minggu (edisi Januari 1977).

Situasi ini membuat Rokayah mencurigai adanya keterlibatan tuyul dalam kejadian tersebut. Tuyul dikenal sebagai makhluk halus dalam kepercayaan masyarakat Jawa yang suka mencuri uang.

Awalnya, Rokayah tidak percaya, namun akhirnya dia merasa jengkel dan ingin mengetahui penyebab sebenarnya. Dia kemudian melakukan doa dan puasa selama tiga hari tanpa henti, hanya minum air putih. Malamnya dia mengucapkan berbagai doa. Cara ini akhirnya membuahkan hasil.

Pada malam tertentu, Rokayah melihat dua makhluk aneh masuk ke dalam kiosnya. Makhluk tersebut sebesar bayi dan lincah masuk lewat lubang kunci, lalu menuju laci tempat menyimpan uang. Rokayah langsung menangkap dan memukul tuyul-tuyul tersebut, dan akhirnya mengetahui bahwa pemiliknya adalah Ibu Wignyo, tetangganya.

Keesokan harinya, keributan pun pecah setelah ibu Wignyo marah-marah kepada ibu Rokayah. Meskipun demikian, kasus pencurian ini tidak diketahui kelanjutannya, namun kejadian ini sempat membuat heboh kota Solo dan menjadi sorotan media lokal.

Dari kasus ini, warga Solo belajar cara menangkap tuyul ala Ibu Rokayah seperti berpuasa dan hanya minum air putih selama berbuka.