Pegawai Bank Mengubah Jurnal Ilmiah, Menjadi Crazy Rich dengan Harta Rp14 Triliun

by -97 Views
Pegawai Bank Mengubah Jurnal Ilmiah, Menjadi Crazy Rich dengan Harta Rp14 Triliun

George Eastman, Sebuah Kisah Sukses Berkat Membaca Jurnal Ilmiah

Membaca media daring seperti CNBC Indonesia lebih mengasyikkan dibanding membaca lembar per lembar jurnal ilmiah. Namun, tidak ada salahnya sesekali membaca jurnal ilmiah seperti yang dilakukan oleh pegawai bank bernama George Eastman.

Siapa tahu, Anda mengikuti jejak George yang punya US$50 juta atau setara dengan Rp14 Triliun pada masa sekarang berkat membaca jurnal ilmiah. Bagaimana bisa?

Pada 1870-an, George Eastman yang sebelumnya bekerja sebagai pegawai bank di Amerika Serikat. Selain mengurusi uang orang, George punya hobi yang cukup mahal, yaitu fotografi. George harus membawa peralatan fotografi yang besar dan berat hanya untuk menghasilkan satu gambar. Namun, hal tersebut tidak membuatnya patah semangat.

Di satu waktu, George merasakan bahwa fotografi itu hobi yang ribet dan mahal. Namun, ia tak kehilangan akal. Ia berniat mencari cara agar fotografi menjadi lebih praktis. Niat tersebut kemudian membawanya pada sebuah jurnal ilmiah terbitan British Journal of Photography. Dari situlah, George menemukan rahasia terpendam tentang formula proses fotografi.

George pun melakukan eksperimen dan akhirnya, setelah tiga tahun, ia berhasil menciptakan plat kering yang revolusioner dalam dunia fotografi. Plat kering tersebut kemudian ia jual ke publik dan mendirikan perusahaan fotografi Kodak.

Berawal dari membaca jurnal ilmiah, George menemukan temuan baru dan terjun ke bisnis fotografi. Ia mendirikan perusahaan Kodak pada 4 September 1888. George berhasil memperkenalkan kamera analog pertama di dunia yang membuat pengambilan gambar menjadi lebih praktis.

George Eastman, yang dulunya mengalami kesulitan ekonomi dan putus sekolah di usia 14 tahun, akhirnya menjadi pengusaha kaya. Hartanya mencapai US$50 juta atau setara dengan Rp14 Triliun pada tahun 2017. Namun, di masa tua, George sering dilanda depresi yang membuatnya mengakhiri hidup dengan menembak diri pada 14 Maret 1932.

Kisah sukses George Eastman menjadi bukti bahwa membaca jurnal ilmiah dan berinovasi bisa membawa seseorang menuju kesuksesan besar.