Ribuan Kilogram Emas Raib, Harta Raja Terkaya RI Melayang

by -131 Views
Ribuan Kilogram Emas Raib, Harta Raja Terkaya RI Melayang

Jakarta, CNBC Indonesia – Banyak orang berpikir bahwa kekayaan seorang raja akan abadi. Bahkan, akan terus bertambah seiring waktu daripada berkurang. Namun, sejarah mencatat tidak semua raja memiliki nasib seperti itu.

Salah satunya terjadi pada dinasti Sisingamangaraja yang memerintah Negeri Toba di Tanah Batak. Awalnya, mereka memiliki kekayaan yang melimpah dan mampu membeli ribuan kilogram emas dan perhiasan.
Namun, di tengah jalan, nasib apes menimpa mereka. Seluruh kekayaan hilang dan ribuan kilogram emas raib.

Augustin Sibarani dalam Perjuangan Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII (1988) mencatat, dinasti Sisingamangaraja memiliki kekayaan kerajaan yang luar biasa banyak dan dapat membuat mata terpesona. Hal ini terjadi karena kerajaan menguasai perdagangan kapur barus yang merupakan komoditas penting di dunia.

Kapur barus adalah tanaman yang sangat diminati oleh penduduk dunia. Namun, untuk mendapatkannya tidaklah mudah karena kapur barus hanya dapat ditemukan di tiga tempat, yaitu Sumatra, Semenanjung Melayu, dan Borneo (Kalimantan).

Kondisi ini mengakibatkan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan, sehingga membuat harga kapur barus sangat tinggi. Sejak diperdagangkan pada abad ke-4 Masehi, siapapun yang menguasai perdagangan kapur dapat dipastikan menjadi kaya.

Salah satunya adalah para raja dengan gelar Sisingamangaraja. Sejak Sisingamangaraja I berkuasa pada tahun 1530, kerajaan sudah mulai memperdagangkan kapur barus kepada pedagang Arab dan Eropa untuk dipasarkan ke seluruh dunia. Lambat laun, kerajaan tidak hanya berdagang, tetapi juga berhasil memonopoli pasar kapur barus di Sumatera Utara.

Keberhasilan ini membuat dinasti Sisingamangaraja selalu mendapatkan keuntungan melimpah. Para raja Sisingamangaraja banyak melakukan pembelian ribuan kilogram perhiasan emas dan berlian dari luar negeri.

Perhiasan tersebut menumpuk dari tahun 1550 hingga 1819 dan membuat para Sisingamangaraja menjadi sangat kaya. Dari sinilah, sejarah mencatat trah Sisingamangaraja sebagai salah satu raja terkaya di Nusantara.

Selama 300 tahun mendapatkan predikat raja terkaya, kondisi berubah saat Sisingamangaraja XI naik tahta, dan semakin parah ketika Sisingamaraja XII (1876-1907) berkuasa.

Mangaraja Onggang Parlindungan dalam Tuanku Rao (1964) menyebutkan bahwa hilangnya kekayaan penguasa Batak tersebut awalnya disebabkan oleh Belanda yang menguasai pelabuhan Sumatera Utara. Namun, kekayaannya semakin menurun saat terjadi serangan orang-orang Padri ke pusat kekuasaan Sisingamangaraja pada tahun 1818. Akibatnya, sejak Sisingamangaraja XI berkuasa dan dilanjutkan Sisingamangajara XII, monopoli perdagangan sudah hilang. Begitu juga kekayaannya yang dirampok oleh orang-orang Padri yang dipimpin oleh Tuanku Lelo. Totalnya, 1.000 kilogram perhiasan emas raib.

Hasil rampasan tersebut, menurut paparan Augustin Sibarani, digunakan di mahkota Ratu Victoria di Inggris.

Kondisi semakin parah saat pasukan militer Belanda menyerang tanah Batak pada tahun 1907 yang berujung pada kematian Sisingamangaraja XII. Saat itu terjadi, sisa-sisa harta pria bernama asli Patuan Bosar Sinambela itu diambil oleh pasukan. Akibatnya, harta peninggalan dari trah Sisingamangaraja kini hanya tinggal sejarah.