Sinetron Bak, ART Sukses Jadi Kaya Raya Setelah Menikahi Majikan Kaya Raya yang Gila Glamour

by -4022 Views
Sinetron Bak, ART Sukses Jadi Kaya Raya Setelah Menikahi Majikan Kaya Raya yang Gila Glamour

Jakarta, CNBC Indonesia – Sinetron di Indonesia sering menghadirkan cerita tentang seorang asisten rumah tangga (ART) yang awalnya hidup menderita kemudian berubah nasib setelah menikah dengan majikan kaya raya pemilik rumah. Saat pernikahan terjadi, ART secara praktis langsung hidup dengan hormat dan merasakan kemewahan menjadi orang kaya.

Ternyata, alur cerita seperti itu tidak hanya ada di sinetron, namun pernah terjadi dalam kehidupan nyata. Sulit dipercaya, bukan?

Kisah seorang ART di Jakarta (dulu Batavia) bernama Hendrik Polders pada tahun 1800-an adalah salah satu buktinya. Dari awalnya hidup sebagai ART yang menderita, ia berubah menjadi kaya raya setelah menikahi majikannya.

Bagaimana kisahnya?

Hendrik Polders awalnya adalah penduduk asli Amsterdam. Tidak banyak informasi yang dapat ditemukan tentang kehidupannya di Belanda. Namun, sejak kecil ia sering mendengar cerita kesuksesan orang yang merantau ke Batavia, yang membuatnya memiliki ambisi untuk mengikuti jejak serupa.

Meskipun demikian, ambisi besar Hendrik Polders untuk pergi ke Batavia selalu dihalangi oleh restu orang tuanya. Meskipun demikian, pada usia 13 tahun, ia nekat kabur dari Amsterdam ke Batavia menggunakan kapal.

Setelah berlayar selama berbulan-bulan, Hendrik tiba di Batavia dan terkejut melihat kenyataan kehidupan yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Kehidupan di Batavia sangat keras baginya yang datang sendirian tanpa uang dan perbekalan. Banyak penyakit mematikan dan persaingan untuk mencari pekerjaan sangat ketat.

Koran Bataviaasch nieuwsblad (23 Januari 1937) melaporkan bahwa tidak lama setelah tiba, Hendrik hampir mati karena demam panas. Beruntung, ia selamat dan kemudian mendapat pekerjaan sebagai juru tulis di rumah sakit jiwa.

Pekerjaan ini dijalani selama bertahun-tahun sebelum Hendrik memutuskan untuk menjadi tentara pada tahun 1811. Namun, karirnya sebagai tentara tidak berlangsung lama karena ia tidak senang dengan pendudukan Inggris di Indonesia dan memutuskan untuk berhenti. Pada saat itu, ia baru saja menikahi kekasihnya.

Untuk mencari nafkah bagi istri dan dirinya sendiri, Hendrik kemudian bekerja sebagai ART di tanah milik seorang janda muda kaya raya. Hubungannya dengan majikan semakin intens karena sehari-hari ia mengurus tanah miliknya.

Hendrik dikenal sebagai pria tampan khas Belanda, sehingga banyak wanita di Batavia yang tertarik padanya. Dari hubungan kerja, hubungan keduanya akhirnya berkembang menjadi romansa dan mereka mulai saling menyukai.

Namun, karena Hendrik masih memiliki istri, hubungan intim tersebut tidak terjadi. Barulah setelah istri Hendrik meninggal, kemudian hubungan mereka berkembang dan mereka menikah. Pernikahan tersebut membuat Hendrik naik status dari ART menjadi pendamping hidup wanita terkaya, dan ia berhak menguasai properti yang dimiliki istrinya.

Setelah mendapatkan kekayaan, Hendrik kemudian menceraikan bekas majikannya. Alasannya adalah bahwa istrinya menganggapnya sebagai ART sehingga pernikahan tidak bisa membawa kebahagiaan berlebih. Namun, meskipun berakhir dengan perceraian, Hendrik tetap berhak atas kekayaan istrinya berdasarkan hukum Batavia.

Dengan demikian, Hendrik Polders tercatat dalam sejarah sebagai orang yang sangat beruntung. Dari status awal sebagai ART, ia berhasil naik menjadi orang kaya tanpa harus bekerja keras.

(mfa/mfa)