Dalam era modernisasi, hutan merupakan salah satu ekosistem yang rentan terhadap eksploitasi. Di Indonesia, kebutuhan ekonomi seringkali bertabrakan dengan upaya pelestarian, yang mengakibatkan hutan yang seharusnya dilindungi malah dieksploitasi. Namun, di tengah tantangan ini, Yayasan Paseban di Mega Mendung, Jawa Barat, memperlihatkan inisiatif berbasis konservasi yang menggabungkan pelestarian lingkungan dengan pemberdayaan masyarakat lokal.
Menurut Andreas Pramudianto, dosen Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, kawasan yang dikelola oleh Arista Montana Organic Farm bukan hanya tempat konservasi, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran keberlanjutan. Infrastruktur kawasan didesain dengan prinsip keberlanjutan, mulai dari penggunaan jalan setapak berbatu hingga fasilitas umum yang ramah lingkungan. Salah satu inovasi di kawasan tersebut adalah pengelolaan hasil hutan seperti pisang dan sampah organik dengan teknik yang ramah lingkungan.
Keunikan lain dari Paseban Arista Montana adalah pendekatan edukatif yang melibatkan aktif masyarakat lokal. Melalui pos-pos diskusi mingguan, petani lokal berbagi ilmu dan membangun kesadaran lingkungan. Kawasan ini juga dilengkapi dengan dome besar yang menampung banyak spesies burung, mencerminkan komitmen pengelola terhadap pelestarian keanekaragaman hayati. Transformasi masyarakat lokal dari pemangkasan liar hutan menjadi pelindung hutan adalah bukti bahwa niat baik dan kerja sama dapat mengubah perilaku manusia.
Model pengelolaan dari Yayasan Paseban dan Arista Montana memberikan harapan nyata untuk pemulihan ekosistem hutan Indonesia yang berkelanjutan. Dengan dukungan lintas sektor, konsep yang diterapkan di sana bisa menjadi inspirasi bagi pengelolaan hutan di berbagai wilayah. Artikel ini memberikan wawasan mendalam tentang upaya Yayasan Paseban dan Arista Montana dalam mewujudkan harmoni antara manusia dan alam melalui pendekatan konservasi yang inovatif dan berkelanjutan.