Alasan Kenapa Dukun Santet RI Tak Bisa Bunuh Tentara Israel

by -25 Views

Dalam kurun waktu lebih dari satu tahun, pasukan militer Israel telah melancarkan serangan brutal terhadap penduduk Palestina, menyebabkan kemarahan di kalangan mayoritas warga Indonesia. Upaya telah dilakukan dengan beragam cara, mulai dari demonstrasi, bantuan sosial, hingga upaya diplomasi. Namun, ada satu hal yang belum dicoba, yaitu menyelenggarakan serangan paranormal.

Di Indonesia sendiri, praktik santet sering dikaitkan dengan penyakit atau penderitaan yang dialami seseorang sebagai akibat dari serangan santet. Namun, jika demikian efektif, mengapa para dukun tidak memilih untuk menyantet tentara Israel? Meskipun terdengar aneh, kita hidup di era modern yang segalanya dapat dijelaskan secara logis. Hal ini bisa dianalisis berdasarkan teori dari antropolog asal Prancis, Claude Levi-Strauss.

Levi-Strauss pernah menulis mengenai praktik dukun dan sihir pada tahun 1949. Dia mengemukakan pengamatan empiris terkait praktik dukun dan sihir di Prancis yang diyakini oleh sebagian masyarakat sebagai penyebab dari penyakit yang mereka derita. Dukun seringkali melakukan berbagai ritual, di antaranya mengisap benda asing dari tubuh pasien.

Dalam konteks Indonesia, praktik ini juga ditemui, seperti dengan dukun yang mengeluarkan benda asing dari tubuh seseorang. Namun, menurut Levi-Strauss, hal ini tidak bisa dijadikan patokan kebenaran.

Beliau menekankan bahwa kepercayaan terhadap praktik santet dan ritual dukun didasari oleh tiga unsur yang saling terikat. Pertama, sang dukun harus yakin pada efektivitas teknik yang digunakan. Kedua, orang yang disantet juga harus percaya pada praktik dukun. Ketiga, dukungan dari masyarakat atau pihak ketiga juga dibutuhkan.

Dari analisis ini, dapat ditarik kesimpulan mengapa dukun santet Indonesia tidak efektif dalam menyantet tentara Israel. Ketiga unsur tersebut harus saling terpenuhi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, dalam konteks kompleks syamanistik yang disebut oleh Levi-Strauss, korelasi antara dukun, korban santet, dan keyakinan masyarakat sangat penting untuk berhasilnya sebuah praktik sihir.