“Cerita Raja Jawa Pensiun: Hidup Tenang Tanpa Urusan Politik Kerajaan”

by -33 Views

Elite kekuasaan Indonesia saat ini seringkali lupa bahwa kekuasaan memiliki batasnya. Ketika masa berkuasa telah berakhir, seharusnya adalah saatnya untuk hidup tenang dan menikmati masa pensiun. Sejarah mencatat bahwa ratusan tahun yang lalu, para Raja Jawa telah memberikan contoh yang baik tentang bagaimana kekuasaan tidak perlu dipertahankan dengan terlalu keras. Salah satunya adalah kisah Raja Jawa dari Kadipaten Mangkunegaran, Solo, yaitu Mangkunegara VI, yang memilih untuk tidak bersikeras mempertahankan kekuasaan, dan memilih untuk menikmati pensiun sebagai seorang raja yang menjauhi urusan politik kerajaan.

Dalam sejarahnya, Mangkunegara VI, yang memiliki nama asli Suyitno, naik takhta pada tahun 1896. Dia mewarisi keadaan ekonomi yang kacau akibat pemerintahan raja-raja sebelumnya. Dengan melakukan reformasi dan penghematan, dia berhasil menggenjot bisnis gula dan meningkatkan kas kerajaan sehingga rakyat menjadi sejahtera. Meskipun dicintai oleh rakyat, tidak sedikit bangsawan yang membencinya karena harus mengubah gaya hidup mewah dan boros.

Ketika posisinya semakin terdesak oleh petisi dari keturunan Raja sebelumnya, Mangkunegara VI akhirnya mengambil keputusan luar biasa. Dia memilih untuk mengundurkan diri dari takhta kerajaan setelah 13 tahun berkuasa, tanpa meninggal dunia. Keputusan ini menjadikannya sebagai raja pertama yang secara sukarela mengakhiri kekuasaannya. Setelah itu, dia tidak lagi menggunakan gelar Mangkunegara VI dan kekuasaan diteruskan oleh Suryosuparto sebagai Mangkunegara VII.

Setelah tidak berkuasa, Suyitno memilih untuk pindah ke Surabaya untuk menghindari konflik di Praja Mangkunegaran. Dia hidup tenang di sana selama 12 tahun sebelum akhirnya meninggal pada tahun 1928. Meskipun sudah tiada, jejak keputusan dan sikap bijaksana Mangkunegara VI seharusnya tetap menjadi pelajaran bagi para elite kekuasaan Indonesia masa kini.