Menjelang pergantian tahun, kabar buruk menyelimuti sektor bisnis global. Para pegawai yang suka korupsi telah melemahkan mentalitas mereka, menyebabkan perusahaan terbesar di dunia yang beroperasi di Indonesia resmi dinyatakan bangkrut setelah dua abad berdiri. Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Kongsi Dagang Hindia Timur mengalami nasib kelam menjelang pergantian tahun 1799. VOC didirikan Kerajaan Belanda sebagai alat untuk mengeksploitasi kekayaan rempah Indonesia dan menjualnya di Eropa. Perlahan, VOC berkembang menjadi negara yang mandiri dengan angkatan perang, diplomasi, dan nilai valuasi yang tinggi. Namun, kemunduran terjadi pada dekade kedua abad ke-18 akibat tata kelola keuangan yang buruk dan ladang korupsi yang merajalela di tubuh perusahaan. Keserakahan para pegawai, yang mayoritas berasal dari kelompok miskin, menggerus kekayaan perusahaan dan memicu berbagai tindakan tidak etis seperti penyalahgunaan dana, perdagangan pribadi, dan penindasan rakyat. VOC akhirnya harus menghadapi persaingan dagang ketat dan kesulitan keuangan yang mengakibatkan kebangkrutan pada malam pergantian tahun 1799. Setelah 200 tahun berdiri, VOC resmi dibubarkan dan digantikan oleh Hindia Belanda, menjadikan jejak korupsi para pegawai VOC sebagai bibit awal korupsi di Indonesia.
“Tahun Baru, Perusahaan Terbesar Dunia Mengalami Kehancuran”
