Beberapa tokoh Indonesia, termasuk Sumitro Djojohadikusumo dan keluarganya, pernah mengalami masa di mana mereka memilih untuk pergi dari Indonesia dan tinggal di luar negeri. Sumitro sendiri pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian serta Menteri Keuangan dan merupakan loyalis dekat Presiden Soekarno. Namun, di tengah perjalannya, Sumitro terlibat dalam gerakan PRRI di Sumatera yang dianggap mengkhianati kemerdekaan oleh pemerintah pusat.
Seiring perjalanan waktu, Sumitro dan keluarganya terpaksa pindah ke luar negeri untuk menghindari penahanan oleh pemerintah. Mereka tinggal di beberapa negara seperti Singapura, Hong Kong, Kuala Lumpur, Zurich, London, dan Bangkok. Meskipun terpisah dari Indonesia, Sumitro tetap aktif dalam berbagai bisnis mebel dan properti sambil mencari dukungan internasional.
Anak-anak Sumitro juga mengalami perjalanan menarik selama tinggal di luar negeri. Mereka bersekolah di luar negeri dan beberapa bahkan tidak bisa berbahasa Indonesia. Prabowo, misalnya, menjadi daya tarik bagi wanita asing di London karena ketampanannya. Namun, keluarga Sumitro akhirnya kembali ke Indonesia setelah pergantian rezim pada tahun 1967.
Setelah kembali ke Tanah Air, Sumitro menjabat sebagai Menteri Riset dan Prabowo memulai karirnya sebagai taruna Akademi Militer. Perjalanan keluarga Djojohadikusumo ini menggambarkan tantangan dan perjalanan hidup yang menarik di tengah dinamika politik Indonesia pada zamannya.