Bisnis minyak memiliki daya tarik yang tinggi karena tingginya permintaan akan bahan bakar. Mayoritas orang yang terlibat dalam industri minyak umumnya sukses secara finansial, terutama para pemilik perusahaan dan tambang minyak. Di Indonesia, bisnis minyak sudah berlangsung selama berabad-abad dan melahirkan beberapa figur raja minyak yang sukses. Namun, kecemerlangan industri minyak ini tidak terlepas dari peran perintis dan raja minyak pertama di Indonesia, Aeilko Jans Zijlker. Berawal dari kejadian tak terduga pada tahun 1880, ketika Zijlker terjebak badai dan menemukan tanah berbau minyak di Sumatera. Temuan ini kemudian memicunya untuk fokus pada bisnis minyak.
Zijlker berhasil memimpin industri minyak di Indonesia dengan dibantu oleh investor dan izin dari Sultan Langkat. Pada tahun 1885, pengeboran minyak besar-besaran dimulai dan menghasilkan jumlah minyak yang luar biasa. Galian tersebut kemudian dinamai sebagai kilang Pangkalan Brandan, ladang minyak terbesar di Sumatera. Meski demikian, kepemilikan atas Pangkalan Brandan tidak bertahan lama karena Zijlker menjualnya kepada Royal Dutch. Operasional kemudian dijalankan oleh Bataafsche Petroleum Maatchappijh, milik Royal Dutch dan Shell. Meskipun begitu, temuan Zijlker berhasil membuka mata banyak orang terhadap potensi industri minyak di Indonesia dan mendorong peralihan dari pertanian ke pertambangan minyak.