Di sebuah gurun Arab yang panas dan kering, sebuah bayi berusia beberapa bulan bernama Ismail menangis kencang karena haus dan lapar. Ibunya, Siti Hajar, merasa hal yang sama karena tidak bisa memberikan susu. Namun, dengan tekad yang kuat, Hajar mencari bantuan dan sumber air meskipun tak mudah ditemukan di daerah tersebut. Berkat keyakinannya, Hajar akhirnya menemukan mata air zamzam yang legendaris.
Zamzam, air yang dianggap suci oleh umat Islam, memiliki nilai historis yang tinggi. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa di dalam zamzam tersembunyi harta karun emas. Sumur zamzam pernah tidak aktif, namun berkat Abdul Muthalib, seorang pemimpin Suku Quraisy, sumur tersebut berhasil digali kembali. Saat menggali sumur zamzam, Abdul Muthalib menemukan dua patung unta dari emas yang dulunya milik suku Jurhum.
Emas tersebut kemudian digunakan untuk memperindah Kakbah, peninggalan Nabi Ibrahim. Setelah penemuan tersebut, Kakbah semakin ramai dikunjungi oleh berbagai suku di Jazirah Arab. Sumur zamzam yang berhasil direvitalisasi oleh Muthalib pun menjadi sumber kehidupan warga Makkah yang tidak pernah kering hingga saat ini. Setelah meninggal, perjuangan Muthalib dipegang oleh cucunya, Muhammad, yang kelak menjadi nabi dalam Islam.