Seorang mahasiswa di Bandung bernama Carles memiliki impian untuk menjadi orang kaya dan melakukan segala cara untuk mewujudkannya. Salah satunya adalah dengan membeli kupon perjudian Tanda Sumbangan Sosial Berhadiah (TSSB) dengan harga Rp200 hingga Rp600. Meskipun sejumlah uang tersebut bisa digunakan untuk keperluan lain seperti membeli bensin atau beras yang lebih bermanfaat, Carles tetap memilih untuk memasang taruhan pada kupon tersebut demi meraih kesempatan menjadi kaya secara mendadak. Peluang untuk memenangkan hadiah dalam undian pemerintah memang sangat kecil, namun Carles berhasil memenangkan hadiah uang jutaan rupiah setelah nomor kupon yang dibelinya cocok dengan hasil undian.
Kemudian, Carles langsung menjadi sosok yang kaya baru dengan kekayaan yang melimpah. Kisah suksesnya pun menjadi sorotan media. Pada masa ketika judi dilegalkan oleh pemerintah di era Presiden Soeharto, kisah Carles menjadi hal yang biasa terjadi. Pemerintah pada dekade 1980-an membuat berbagai kebijakan undian sumbangan masyarakat seperti Lotere Dana Harapan, Kupon Berhadiah Porkas Sepakbola, dan lain sebagainya. Masyarakat membeli kupon undian dengan harapan bisa memenangkan hadiah besar, meskipun peluangnya sangat kecil.
TSSB, kupon yang dimenangkan oleh Carles, memiliki dasar hukum sesuai dengan Undang-Undang No.2 Tahun 1954 tentang Undian. Meskipun mekanisme undian tersebut mirip dengan perjudian, pemerintah menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukanlah perjudian. Selama proses TSSB, pemerintah berhasil mengumpulkan dana segar sebesar Rp1 triliun dengan membagikan hadiah hanya sejumlah ratusan juta rupiah kepada masyarakat. Meskipun beredar keraguan tentang legalitas kegiatan ini, Carles tetap menjadi salah satu dari sedikit orang yang berhasil memenangkan undian tersebut dan mendadak menjadi orang kaya.
