Tingginya tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump, terhadap negara-negara termasuk Indonesia telah menimbulkan serang balik dari negara-negara yang terkena dampaknya. Negara-negara tersebut juga memberlakukan tarif yang tinggi pada barang-barang impor dari AS sebagai respons. Perang dagang yang terjadi bisa memicu ketidakstabilan ekonomi dan ketegangan politik internasional. Salah satu contoh dampak dari kebijakan ini adalah China yang memberlakukan tarif sebesar 34% terhadap barang-barang impor dari AS.
Peristiwa ini mengingatkan pada kejadian serupa yang terjadi pada tahun 1930 ketika AS memberlakukan kebijakan kenaikan tarif impor yang memicu perang dunia terbuka. Kondisi tersebut terjadi akibat ketidakstabilan pada akhir tahun 1929 dimana Bursa Saham New York mengalami keruntuhan. Hal ini menyebabkan penurunan daya beli, kemerosotan industri, dan tingginya angka pengangguran di AS dan sejumlah negara lain.
Kebijakan proteksionisme yang diterapkan oleh pemerintah AS saat itu, dalam bentuk kenaikan tarif impor yang diatur oleh Smoot-Hawley Acts pada 17 Juni 1930. Aturan tersebut memberlakukan tarif impor yang tinggi hingga 40% pada lebih dari 20.000 barang asing. Meskipun bertujuan untuk melindungi warga dan industri AS dari krisis ekonomi, kebijakan tersebut justru memperparah krisis di tingkat global.
Dampak dari kenaikan tarif impor tersebut terasa di berbagai negara, termasuk Jerman. Negara ini mengalami kesulitan ekonomi setelah Perang Dunia I dan harus menghadapi kelesuan industri akibat penurunan ekspor akibat tarif impor AS. Krisis ekonomi ini juga membuka jalan bagi munculnya tokoh kontroversial seperti Adolf Hitler yang membawa perubahan besar dalam sejarah dunia.
Kesimpulannya, kebijakan kenaikan tarif impor dan perang dagang yang dilakukan oleh AS bukan hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga politik dan sosial di tingkat global. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hubungan perdagangan internasional untuk mencegah terulangnya sejarah kelam sebelumnya.