Seger (15) merasa cemas saat jatuh tempo pembayaran sekolah tiba dan dia tidak memiliki dana yang cukup untuk melunasi biaya pendidikan. Untuk mencegah dirinya dikeluarkan dari SMP, Seger memutuskan untuk bekerja sebagai buruh tani di persawahan saat liburan sekolah. Meskipun teman-temannya tengah menikmati masa liburan, Seger terpaksa bekerja keras demi mengumpulkan uang sebanyak mungkin untuk membayar SPP yang menunggak dan meraih rapornya yang ditahan.
Sejak bulan Juni, Seger bekerja keras setiap hari di bawah sinar matahari terik. Dengan mencangkul dan menguruk tanah di sawah di Kediri, dia menunjukkan ketekunan dan kegigihan. Namun, pada suatu hari, keberuntungan mengetuk pintu Seger. Saat merapikan lahan sawah, cangkul yang digunakannya mengeluarkan suara yang berbeda, tidak seperti biasanya. Hal ini membuatnya penasaran dan setelah menggali sedikit tanah, Seger menemukan benda berharga yang melambangkan harta karun.
Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, ternyata benda yang ditemukan oleh Seger memiliki nilai yang fantastis. Benda berukuran 25×35 Cm itu terbuat dari emas murni dengan taburan permata dan berlian. Relief matahari dan burung garuda di benda tersebut mengindikasikan bahwa harta karun itu berasal dari zaman Kerajaan Majapahit. Meskipun harta karun itu sangat berharga, Seger memilih untuk menyerahkan temuannya kepada pemerintah dan menerima imbalan berupa uang tunai serta beasiswa pendidikan.
Berkat kejujuran dan integritasnya, Seger menjadi viral dan mendapat banyak perhatian dari masyarakat. Meskipun ia tidak bisa menikmati sepenuhnya keuntungan dari harta karun yang ditemukannya, Seger merasa senang karena bisa melunasi biaya sekolah dan mendapat beasiswa dari pemerintah. Baginya, hal itu jauh lebih penting daripada menjadi seorang miliarder.