Keajaiban {Negara Terkecil} yang Kaya di Dunia

Paus Fransiskus meninggal pada Senin (21/4/2025), mengundang kesedihan di seluruh dunia. Perhatian dunia pun langsung tertuju kepada Vatikan sebagai pusat administrasi dan spiritual Gereja Katolik global. Namun, di balik kesedihan tersebut, satu pertanyaan menarik muncul: mengapa Vatikan, yang merupakan negara terkecil di dunia, berhasil menjadi salah satu negara terkaya?

Sejarah Vatikan sebagai pusat ajaran Katolik telah berlangsung sejak abad ke-4 Masehi. Wilayah tersebut mulai ramai didatangi oleh peziarah dan tokoh-tokoh Katolik dari berbagai belahan dunia. Hal ini membuat Paus, sebagai pemimpin utama, memutuskan untuk membangun tembok besar yang melindungi wilayah seluas 44 hektar Vatikan saat ini.

Pada tahun 1870, Italia menjadi negara modern yang resmi berdiri. Kehadiran Italia membawa konflik politik dengan Vatikan. Meskipun demikian, setelah Negosiasi Panjang, pada 11 Februari 1929, Italia secara resmi mengakui Vatikan sebagai negara berdaulat di bawah Perjanjian Lateran. Wilayah Vatikan yang diakui adalah area seluas 44 hektar yang diapit tembok besar.

Perjanjian Lateran 1929 tidak hanya menyelesaikan masalah kedaulatan, tetapi juga membahas kompensasi bagi tanah Vatikan di wilayah Italia. Pemerintah Italia membayar kompensasi sebesar US$39 juta dan US$52 juta dalam bentuk obligasi berbunga 5%. Dana ini kemudian diinvestasikan ke saham dan properti oleh Vatikan di bawah kepemimpinan Paus Pius XII, menghasilkan keuntungan besar.

Meskipun menjadi salah satu negara terkaya, Vatikan menggunakan keuntungan investasinya untuk kebaikan umat. Dari kekayaan yang terus bertambah tersebut, Vatikan memberikan bantuan kepada jutaan anak, orang membutuhkan, dan berbagai donasi lainnya. Pemimpin Vatikan juga menunjukkan kesederhanaan dalam gaya hidupnya, seperti yang ditunjukkan oleh Sri Paus Fransiskus saat kunjungan ke berbagai negara, termasuk Indonesia, dengan menggunakan transportasi umum dan menonjolkan kesederhanaan sebagai prinsip hidupnya.

Source link