Band GIGI akhirnya membuat gebrakan dengan merilis album baru setelah sepuluh tahun vakum. Album terbaru mereka, Forever In the Air, direkam di studio legendaris yang sebelumnya telah digunakan oleh musisi ternama seperti The Rolling Stones dan Muse. GIGI memilih Power Station at Berklee NYC di Amerika Serikat sebagai tempat rekaman, menambah kesan istimewa pada karya terbaru mereka.
Proses rekaman album ini juga menarik karena GIGI kembali menggunakan metode klasik dengan menggunakan pita analog. Mereka ingin menghadirkan nuansa organik yang mulai pudar dalam proses rekaman modern yang cenderung digital. Meskipun sedikit merepotkan, gitaris GIGI, Dewa Budjana, menegaskan bahwa musik sejatinya adalah tentang pendengaran.
Dalam album Forever in The Air, GIGI menampilkan dua lagu pembuka, yaitu Menari-nari dan Semua Kan Terjawab. Album ini akan terdiri dari sembilan track dengan sentuhan pop rock yang kental. Melalui karya terbarunya ini, GIGI ingin mengingatkan kembali kepada era musik tempoe doeloe di mana proses rekaman masih dilakukan secara analog.
GIGI, yang memulai karir pada tahun 1994 dengan album Angan, telah menjelajahi berbagai genre musik dan mengalami perubahan formasi. Seiring berjalannya waktu, GIGI tetap aktif dalam berbagai kolaborasi dan tur konser. Meskipun vakum dalam merilis album selama satu dekade, GIGI tetap eksis dengan tampil di berbagai konser off air di seluruh Indonesia. Dengan formasi terbaru yang terdiri dari rmand Maulana (vokal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Gusti Hendy (drum), GIGI kembali menghadirkan karya yang memukau dalam album ke-25 mereka, Forever In The Air.
