Kota Besar

by -190 Views
Kota Besar

67 tahun yang lalu, Presiden Brasil Juscelino Kubitschek membuat keputusan yang tidak biasa. Ia memutuskan untuk memindahkan ibukota Brasil dari Rio de Janeiro ke Brasilia, sebuah hutan belantara di jantung negeri Samba. Alasan di balik keputusan ini sederhana, yaitu karena Rio de Janeiro tidak lagi ideal sebagai ibukota negara karena kepadatan populasi dan pesisir yang tinggi. Kubitschek juga ingin meratakan pembangunan dan kesejahteraan ke daerah pedalaman Brasil.

Keputusan ini mendapat beragam respons dari masyarakat. Ada yang menganggapnya visioner dan patut didukung, namun ada pula yang menganggapnya sebagai ide gila. Beberapa orang juga mempertanyakan dari mana uang untuk memindahkan ibukota tersebut.

Namun, Kubitschek berhasil memindahkan dan membangun ibukota dari nol, sesuatu yang sebelumnya sudah beberapa kali direncanakan tetapi selalu gagal dieksekusi oleh para pendahulunya. Brasilia kini memiliki pendapatan per kapita tertinggi di Brasil, bahkan di Amerika Latin.

Meskipun begitu, tidak ada ibukota yang sempurna. Masalah tetap ada, termasuk di Brasilia yang diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO karena arsitektur modern dan tata kotanya yang unik.

Sejak 1987, lebih dari 30 negara telah memindahkan ibukotanya seiring dengan perubahan dinamika. Indonesia juga tidak terkecuali. Pemindahan ibukota Indonesia bukan hanya tentang relokasi geografis, tetapi juga tentang meredefinisi prioritas pembangunan, pemerataan kesejahteraan, dan menata ulang pusat gravitasi ekonomi dan politik.

Keputusan ini memang berani dan tidak mudah, namun dapat berbuah manis di masa depan. Indonesia memasuki babak baru dalam sejarahnya, yang kelak akan menjadi cerita inspiratif bagi generasi yang akan datang. Dan babak itu ada di Nusantara.