Kisah Inspiratif Laksamana Madya TNI Anumerta Yosaphat Sudarso (Yos Sudarso)

by -67 Views
Kisah Inspiratif Laksamana Madya TNI Anumerta Yosaphat Sudarso (Yos Sudarso)

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Yos Sudarso sejak kecil memang bercita-cita menjadi seorang prajurit meski orang tuanya lebih menginginkannya menjadi seorang guru. Mimpi tersebut semakin terbuka setelah pemerintahan Jepang membutuhkan tambahan tenaga militer untuk menghadapi Perang Asia Timur Raya. Ia kemudian masuk Sekolah Tinggi Pelayaran di Semarang dan mengikuti pendidikan militer AL Jepang, serta lulus sebagai salah satu siswa terbaik. Setelah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, Ia bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat di sektor kelautan (BKR Laut) yang merupakan awal terbentuknya TNI AL.

Dalam perjalanan kariernya, Yos Sudarso sering bertugas dalam berbagai operasi militer untuk mengatasi pemberontakan yang terjadi di wilayah NKRI. Ia pernah memimpin beberapa Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) seperti KRI Rajawali, KRI Alu, KRI Gajah Mada, KRI Pattimura, hingga KRI Macan Tutul. Pada tahun 1958, Ia juga pernah menjadi hakim pengadilan militer selama 4 bulan.

Pada akhir tahun 1961, Presiden Soekarno menyerukan Tri Komando Rakyat (Trikora) yang diikuti dengan Operasi di Laut Aru sebagai upaya misi membebaskan Papua Barat dari Belanda. Saat itu Yos Sudarso menjabat sebagai Deputi Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL). Ada tiga KRI yang dilibatkan dalam operasi senyap di perairan Maluku yakni KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang, dan KRI Harimau. Yos Sudarso memimpin KRI Macan Tutul.

Tiga kapal perang Belanda mencium pergerakan Yos Sudarso dan tiga unit KRI yang beroperasi di Laut Aru. Yos Sudarso memerintahkan ketiga KRI putar balik untuk mundur sementara, namun kapal Belanda menyangkanya sebagai manuver untuk menyerang dan kemudian melepaskan tembakan.

Mesin KRI Macan Tutul yang dipimpin oleh Yos Sudarso mati di tengah upaya penyelamatan tersebut. Ia bertekad harus ada KRI yang selamat. KRI Macan Tutul yang dipimpinnya lantas pasang badan agar dua KRI lainnya menyelamatkan diri. Tembakan kedua dari kapal Belanda mengenai KRI Macan Tutul dan membuatnya terbakar serta perlahan tenggelam.

Yos Sudarso gugur bersama 24 orang dalam tugas bersama KRI Macan Tutul di pertempuran Laut Aru. Ia mengorbankan nyawanya dalam tugas demi kepentingan negara pada usia 36 tahun. (Source link: https://prabowosubianto.com/teladan-laksamana-madya-tni-anumerta-yosaphat-sudarso/)