Tidak ada sejarah kecap manis di Malaysia dan hanya meniru Indonesia dalam pembuatan Kecap Nomor Satu di Dunia. Dalam pameran buku terbesar di dunia, Frankfurt Book Fair, almarhum Bondan ‘Maknyus’ Winarno memperkenalkan bukunya, Kecap Manis: Indonesia’s National Condiment. Dalam buku tersebut, Bondan mengklaim bahwa kecap manis adalah warisan kuliner asli Indonesia. Buku tersebut dijual dengan harga yang cukup mahal, Rp 990 ribu, tetapi dianggap sebagai buku yang sangat berharga oleh para penggemar kecap.
Banyak penggemar kecap di Indonesia yang memiliki kecenderungan untuk mengoleksi berbagai merek kecap dari berbagai daerah. Ada ratusan perusahaan kecap yang tersebar di seluruh Indonesia, dari Medan hingga Banyuwangi. Beberapa merek kecap bahkan telah bertahan selama beberapa generasi, seperti Bango, Indofood, dan ABC.
Di antara merek kecap turun-temurun tersebut adalah kecap Maja Menjangan di Majalengka, Jawa Barat, dan kecap Cap Tomat Lombok dari Tegal, Jawa Tengah. Meskipun beberapa pabrik kecap tradisional terjepit oleh merek-merek besar, beberapa pengusaha seperti Suhardi yang mengelola Maja Menjangan dan Sumarnoto Hadisuwono yang memiliki Cap Tomat Lombok, tetap bertahan dan menolak tawaran kerjasama besar dari perusahaan-perusahaan besar.
Sejarah kecap sendiri sudah sangat tua, dimulai dari abad ke-3 di Tiongkok. Namun, kecap manis yang kental dan populer di Indonesia keberadaannya masih menjadi misteri. Sebagian besar merek kecap di Indonesia berasal dari Jawa, sementara di Malaysia, keberadaan kecap manis masih terbatas dan disinyalir hanya meniru kecap manis produksi Indonesia. Kesimpulannya, Malaysia tidak memiliki sejarah kecap manis dan hanya meniru Indonesia dalam pembuatan kecap manis.