Pakar Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, mengatakan bahwa debat capres dan cawapres yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa malam, 12 Desember 2023, berpotensi mempengaruhi elektabilitas pasangan calon. Menurutnya, penampilan setiap kandidat dalam debat dapat memengaruhi kelompok masyarakat yang belum memutuskan pilihan atau “undecided voters”.
Hasil survei terbaru dari Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas menunjukkan bahwa 28,7% masyarakat masih belum menentukan pilihannya. Ujang menyatakan bahwa mereka menunggu hasil debat untuk menentukan pilihan mereka.
Survei sebelumnya menempatkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di puncak dengan elektabilitas 39,3%, diikuti oleh Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dengan 16,7% dan Ganjar-Mahfud dengan 15,3%. Ujang juga menyebutkan bahwa debat capres dapat mempengaruhi fenomena swinging voters atau pemilih yang berpindah pilihan, meskipun arah perpindahan tersebut belum dapat dipastikan.
Menurut Ujang, performa para calon dalam debat akan sangat menentukan elektabilitas mereka. Kandidat yang mampu memberikan argumentasi bagus, menguasai materi, dan panggung akan mendapat nilai positif dari masyarakat.
Ujang melihat bahwa masyarakat yang belum memutuskan pilihannya masih ragu dan mempertimbangkan banyak faktor, termasuk debat di KPU. Dia juga mengatakan bahwa banyak pemilih yang masih ragu karena pilihan calon wakil presiden yang diambil oleh pasangan capres.
Debat capres yang diselenggarakan oleh KPU pada malam itu mengangkat tema penegakan hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Demokrasi.