Kisah Seorang Anak Petani Menjadi ‘Raja’ Mobil Dunia, Kekayaannya Rp 338 Triliun

by -168 Views
Kisah Seorang Anak Petani Menjadi ‘Raja’ Mobil Dunia, Kekayaannya Rp 338 Triliun

Ferruccio Lamborghini, Kisah Balas Dendam yang Mengalahkan Ferrari

Jakarta, CNBC Indonesia – Terkadang datangnya motivasi bisa berasal dari orang lain. Orang lain mengatakan sesuatu yang tidak enak hati sehingga kita tergugah untuk memperbaiki diri. Itulah yang dialami Ferruccio Lamborghini.

Dia diremehkan orang, lalu balas dendam dengan membangun bisnis sendiri. Bisnis itu kelak sukses mengalahkan bisnis orang yang dulu pernah meremehkannya.

Bagaimana kisahnya?
Perlu diketahui, Ferruccio adalah pebisnis asal Italia. Bisnis pertamanya adalah penjualan traktor pada 1946. Baginya traktor bukan sesuatu yang asing. Sebagai anak petani yang sering main di sawah dan mengendarai traktor, dia sudah paham betul soal mesin tersebut. Alhasil, dia bisa membuat traktor terbaik yang bisa dijual kepada para petani. Dia pun sukses meraup keuntungan melimpah.

Berbekal keuntungan ini dia kemudian melakukan ekspansi bisnis di sektor pembuatan mesin. Bisnis ini juga membuatnya bergelimang harta. Bahkan, dia sudah dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di Italia.

Sebagai orang kaya, Ferruccio memiliki hobi mobil mewah. Dia kerap membeli mobil mewah untuk dipakai atau sekedar dipajang di garasi. Namun, pada 1958 Ferruccio merasakan hal tidak mengenakkan saat membeli mobil mewah.

Suatu hari, dia membeli Ferrari 250 GTO. Setelah keluar dari dealer, menurut David Jolliffe dalam Lamborghini: Forty Years (2004), mobil itu langsung digunakan dan ternyata ada masalah: koplingnya tidak enak dan mesinnya berisik.

Sebagai konsumen, dia jelas mengadukan hal ini kepada bosnya yang kebetulan kenal, yakni Enzo Ferrari. Sayangnya, Enzo merespons negatif. Alih-alih memperbaiki keluhan, Enzo malah meremehkan Ferruccio.

Dia menyebut masalah itu bukan berasal dari Ferrari 250 GT, tetapi karena Ferruccio tak becus mengemudi. Terlebih, menurut Enzo, Ferruccio lebih sering mengendarai traktor dibanding mobil sport. Bahkan, beberapa versi menyebut, dia menyuruh Ferruccio lebih baik berjalan kaki saja kalau tidak suka dengan mobil buatannya.

Jelas, mendengar perkataan dan hinaan seperti itu, Ferruccio geram. Dia pulang ke rumah dan memilih memperbaiki sendiri Ferrari 250 GT itu. Hingga akhirnya, masalah terpecahkan.

Keberhasilan ini kemudian membuat rasa balas dendam dan percaya diri muncul. Dia ingin membuat pabrik mobil sendiri yang suatu hari bisa mengalahkan Ferrari. Dari sini, berdiri Automobili Lamborghini pada 1962.

Upaya balas dendam Ferruccio ini tidak main-main. Meski sudah sukses menjadi pebisnis traktor ternama dan bergelimang harta, dia turun gunung di pabrik mobil tersebut.

Dia mengalihkan banyak kekayaannya untuk membuat prototype mobil mewah nan kencang. Dia juga rela mengeluarkan banyak uang untuk membawa eks-pekerja Ferrari bekerja di Lamborghini. Salah satu yang direkrut adalah Giotto Bizzarini, salah satu otak di balik keberhasilan Ferrari.

Hingga akhirnya itu semua membuahkan hasil.

Pada 1963, Automobili Lamborghini berhasil membuat mobil sport dengan mesin 350 GT. Mesin ini berhasil memacu mobil hingga 250 km/jam dengan lebih nyaman dan stabil. Tentu saja, pencapaian ini sukses mempecundangi Ferrari 250 GT dan membuat Lamborghini disukai banyak orang.

Menariknya lagi, tiap kali Lamborghini merilis mobil baru, seketika langsung ludes. Pada titik inilah, Lamborghini dikatakan sukses menyaingi Ferrari dan juga setara dengan kompetitor lain, seperti Mercedes Benz, BMW, Audi, Porsche, dan Jaguar.

Sayangnya, masa-masa kejayaan Lamborghini di era kepemimpinan Ferruccio tak berlangsung lama. Pada 1973, Ferruccio dilanda masalah keuangan yang membuat perusahaannya satu per satu tumbang. Termasuk juga Automobilio Lamborghini yang terpaksa dilepas Ferruccio ke pemilik baru.

Meski sudah tak dimiliki Ferruccio, Lamborghini masih aktif memproduksi mobil dan menduduki papan atas di industri mobil sport sampai sekarang. Kini, mengutip Business Chief, Lamborghini sukses menyalip Ferrari dengan valuasi €20 miliar atau Rp 338 Triliun.

Tentu saja, keberhasilan ini semua terjadi berkat rasa kesal dan upaya balas dendam dari seseorang yang diremehkan, Ferrucio Lamborghini.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya
Pilih Pensiun, Jenderal Bintang 3 Ini Kaya dari Jualan Ayam

(mfa/mfa)