Brilianpreneur 2023 Membuat UMKM Go Global dengan Sukses melalui Sinergi

by -158 Views
Brilianpreneur 2023 Membuat UMKM Go Global dengan Sukses melalui Sinergi

Presiden Direktur LPP-KUKM (SMESCO Indonesia) Leonard Theosabrata menyebutkan bahwa ada banyak tantangan dalam membawa sektor UMKM, khususnya segmen mikro dan ultra mikro, ke kancah global. Sinergi antara sektor swasta, pemerintah, dan antar lembaga diperlukan untuk mendorong kapasitas UMKM sehingga memiliki daya saing tinggi dan bisa bersaing di pasar global.

Leo mengatakan, Indonesia memiliki sekitar 65 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang didominasi oleh segmen mikro dan ultra mikro, dengan persentase 95,5%.

Namun, segmen mikro dan ultra mikro masih memiliki kebutuhan mendasar untuk berkembang dan meningkatkan kelas usahanya yaitu daya tahan. Kebutuhan tersebut mencakup suplai yang baik, harga stabil, permintaan pasar yang stabil, dan juga pembiayaan yang murah dan mudah.

Dalam menangani segmen usaha mikro dan ultra mikro, penanganannya harus berbeda dibandingkan dengan usaha kecil dan menengah. Hal itu harus dilakukan secara bersama antar instansi dan lembaga yang bertanggung jawab atas UMKM. Saat ini sudah banyak yang dilakukan, tetapi diperlukan skala yang lebih besar.

Para pelaku usaha di level kecil dan menengah relatif lebih berdaya tahan, sehingga kebutuhan dan penanganannya pun berbeda. Mereka mendapatkan penanganan yang lebih menitikberatkan pada kebutuhan, seperti inkubasi.

BRI sebagai bank pemberdaya UMKM terus menegaskan komitmennya untuk membawa sektor UMKM dan ultra mikro nasional ke level yang lebih tinggi. Pembiayaan yang mudah dan cepat bagi pelaku UMKM merupakan salah satu concern utama BRI.

BRILIANPRENEUR, program ini menjadi salah satu langkah BRI sebagai lembaga keuangan yang memajukan UMKM Indonesia. Pada tahun ini, BRI kembali menyelenggarakan pameran UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR yang mengusung tema “Crafting Global Connection” atau merakit koneksi global. Ajang ini diharapkan mampu menumbuhkan pelaku UMKM dan meningkatkan ekspor nasional.

Acara tersebut berhasil mencatatkan dealing commitment melalui business matching senilai US$ 81,3 juta atau setara Rp 1,26 triliun. Business matching tersebut melibatkan 86 pembeli dari 30 negara yang berhasil melebihi target awal. Nilai transaksi dari business matching ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada 2019 nilai business matching mencapai US$33,5 juta, naik pada 2020 menjadi US$57,5 juta, dan pada 2021 kembali meningkat menjadi US$72,1 juta, sedangkan pada 2022 nilainya mencapai US$ 76,7 juta.