Melanie Perkins adalah pendiri Canva. Saat dia mendirikan Canva, dia ditolak oleh 100 investor karena aplikasinya dianggap tidak berguna.
Namun, ternyata anggapan tersebut salah. Kini, Canva justru sukses menjadi aplikasi desain favorit.
Bagaimana ceritanya?
Bermula dari kekesalan
Melanie Perkins lahir di Perth pada 13 Mei 1987. Sejak kecil dia sangat hobi merancang dan menggambar poster. Atas dasar ini, dia menjadikan menggambar sebagai pelajaran utama selama menempuh pendidikan dari jenjang rendah hingga pendidikan tinggi. Meskipun ada kesulitan, dia tetap semangat menjalani profesi ini.
Pada 2006, ketika dia berusia 19 tahun, Melanie bekerja sambilan sebagai guru les desain kepada anak-anak sekolah. Saat mengajar inilah dia mulai sadar bahwa ada orang yang tidak bisa memakai aplikasi desain karena rumit.
Hal ini membuat Melanie hendak merancang aplikasi desain grafis yang ringkas dan mudah dipahami. Dan hasil diskusi dengan temannya berujung pada keputusan mendirikan aplikasi desain buku tahunan siswa, Fusion Books, pada 2007.
Saat mengembangkan Canva, Melanie ditolak oleh banyak investor karena dana investasi yang diberikan akan menguap begitu saja. Namun, pada tahun 2011, Melanie berhasil mendapatkan investasi senilai US$ 3 juta dan mulai mendapat investasi dari berbagai pihak.
Pada 1 Januari 2013, Canva resmi diluncurkan. Aplikasi ini sukses dipakai 50.000 pengguna dalam sekejap. Kini, Melanie Perkins telah berhasil memetik buah dari jerih payahnya itu. Berkat Canva, Melanie Perkins memiliki harta senilai US$ 3,6 miliar dan Canva sudah mendulang keuntungan hingga US$ 1,7 miliar.