Jangan Kaget! Pocong Bergerak Tanpa Melompat, Tapi Seperti Ini..

by -60 Views
Jangan Kaget! Pocong Bergerak Tanpa Melompat, Tapi Seperti Ini..

Seorang Pemuda Karang Taruna Berkepala Pocong di Tangerang Selatan

Seorang pemuda Karang Taruna mengenakan kostum pocong saat meminta sumbangan di kawasan Jombang, Tangerang Selatan, Rabu (22/7/2020)

Jakarta, CNBC Indonesia – Pocong adalah salah satu hantu yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Dia digambarkan sebagai sosok hantu yang terbungkus kain kafan dan bergerak sembari lompat.

Namun, belum banyak orang tahu bahwa pocong dulu digambarkan bergerak bukan lompat, melainkan dengan berguling dan berjalan. Dan, menariknya perubahan penggambaran ini dipengaruhi erat oleh salah satu bisnis di Indonesia.

Bagaimana bisa?
Eksistensi Pocong
Perlu diketahui, sudah lama hantu pocong eksis di Indonesia. Namun, sulit untuk melacak awal mulanya.

Meski begitu, menurut Justito Adiprasetio dan Annissa Winda di The Conversation, pocong dan hantu-hantu lain hadir di Indonesia di atas sistem kepercayaan sinkretik, kelindan kepercayaan atas ruh gentayangan, tempat keramat, dan momen-momen ngeri.

Artinya, bisa dikatakan keberadaan pocong dan hantu-hantu lain lahir bersamaan seiring kemunculan hal-hal tersebut. Hal ini sejalan dengan paparan Suwardi Endraswara di Dunia Hantu Orang Jawa (2004), meski dalam konteks kawasan Jawa.

Menurutnya, hantu apapun sudah hadir bersamaan sejak orang Jawa itu ada. Ini bisa terjadi karena orang Jawa punya pegangan hidup bahwa ada makhluk di wilayah lain yang tidak kasat mata.

Terlepas sejak kapan pocong itu eksis, hal lain yang menarik untuk disimak adalah soal penggambaran pocong. Perlu diketahui, penggambaran hantu pada dasarnya selalu dinamis. Ini bisa terjadi berkaitan dengan imajinasi masyarakat sesuai dengan situasi zaman.

Pada 1906, misalnya, terbit sebuah buku berjudul Malay Beliefs besutan pejabat kolonial Inggris, Richard James Wilkinson. Dalam paparannya, Richard menjelaskan ada hantu terikat kain kafan yang disebut hantu kochonk (di Indonesia dikenal sebagai pocong).

Akibat kakinya terikat, kochonk tidak dapat bergerak melompat atau berjalan. Alhasil, dia pun bergerak dengan cara berguling-guling. Sementara penggambaran lain soal pocong dipaparkan juga oleh Suwardi Endraswara. Menurutnya, pocong adalah hantu wanita berpakaian putih yang wujudnya seperti jenazah yang dapat berjalan.

Tentu saja penggambaran itu tidak salah. Namun, satu hal yang jadi pertanyaan, jika dahulu pocong digambarkan berguling dan bisa berjalan, kenapa sekarang bergerak dengan cara melompat?

Jawabannya disebabkan oleh bisnis industri film. Dalam penelusuran Justito dan Annissa, film Setan Kuburan (1975) jadi film horor paling vulgar yang menjadikan pocong sebagai hantu utama di periode sebelum 1990-an.

Lewat film yang diperankan Benyamin Sueb itu, pocong pertamakalinya digambarkan bergerak lompat kesana kemari. Selain itu situs Historia juga menyebut film Setan Kuburan juga memperkuat pandangan bahwa kuburan, pohon, dan tempat alami seperti telaga atau danau sebagai tempat favorit kemunculan hantu.

Tentu saja karena film sebagai salah satu pembentuk imajinasi masyarakat, narasi pocong yang bergerak lompat menjadi terekam lintas generasi. Terlebih, dalam catatan Justito dan Annissa, dalam periode 2000-2020, pocong lebih sering tampil sebagai hantu utama di 37 film Tanah Air. Akibatnya, mau tidak mau, penggambaran ini semakin mengakar kuat apalagi usai banyak penampilan pocong di banyak media lain, seperti koran, majalah, dan komik.

Namun, kini banyak juga film yang menawarkan variasi cara bergerak pocong. Ada yang digambarkan pocong bisa terbang, seperti di Mumun (2022). Atau ada yang digambarkan ngesot.

[Gambas:Video CNBC]

(mfa/mfa)