Orang Terkaya Indonesia yang Ternyata Sering Mengunjungi Gunung Kawi

by -177 Views
Orang Terkaya Indonesia yang Ternyata Sering Mengunjungi Gunung Kawi

Kisah Perjalanan Salim Grup Dihantam Krisis ’98 dan Bangkit Lebih Tajir

Jakarta, CNBC Indonesia – Dunia bisnis seringkali tidak hanya memperhitungkan angka dan data ekonomi, tetapi juga menyangkut hal spiritual. Karena itu, tak jarang ditemui pengusaha yang mendatangi tempat keramat atau menemui ‘orang pintar’ supaya bisnisnya berhasil.

Praktik-praktik spiritual seperti itu ternyata juga pernah dilakukan oleh pendiri Salim Group, Sudono Salim alias Liem Sioe Liong. Pendiri perusahaan besar seperti BCA, Indocement, dan Indofood ini disebut sering bolak-balik ke Gunung Kawi untuk bertemu guru spiritual supaya lancar dalam berbisnis.

Salah satu cerita kesempatan Salim berkunjung ke Gunung Kawi terjadi ketika dirinya menunjuk Mochtar Riady untuk mengembangkan bisnisnya, Bank BCA. Kisah kerja sama itu bermula ketika Salim dan Mochtar bertemu di pesawat menuju Hong Kong pada 1975. Selama perjalanan, keduanya terlibat perbincangan ihwal dunia perbankan.

Riady cerita bahwa ia ingin mengembangkan bank baru. Sementara Salim menimpali keinginan itu dengan mengatakan bahwa ia kebetulan memang sedang mencari bankir untuk mengurusi tiga banknya, yakni Bank Windu Kencana, Bank Dewa Ruci, dan Bank Central Asia (BCA). Bagi Salim, Riady adalah orang yang tepat.

Sehingga, didorong oleh satu kepentingan serupa, keduanya bekerja sama untuk membangun BCA. Di tangan Riady, BCA menjelma menjadi bank swasta terbesar di Indonesia sejak tahun 1980-an hingga sekarang. Jika Salim tidak menunjuk Riady, mungkin cerita bakal berbeda.

Menariknya, prediksi BCA bakal cemerlang di tangan Riady sudah disadari oleh Salim. Sebab, penunjukan Riady tak serta merta melewati perhitungan bisnis, tetapi juga dari nasehat peramal.

“Sekembalinya dari Gunung Kawi [menemui peramal], dengan keyakinan dia berkata bahwa ‘aku akan menjadi Tang Sheng untuk Mohctar’,” kata Salim dikutip dari Liem Sioe Liong dan Salim Group: Pilar Bisnis Soeharto (2016) karya Richard Borsuk dan Nancy Chng.

Perlu diketahui, Gunung Kawi memang dikenal sebagai tempat yang kerap didatangi orang-orang untuk tujuan mistik, termasuk meminta ramalan dari dukun. Dan Salim punya misi khusus tiap kali ke sana. Dia rela menempuh perjalanan panjang selama 3 jam lebih, bahkan dia berkunjung ke sana setiap ingin memulai bisnis besar.

Tiap kali peramal itu berucap, Salim jelas mempercayainya. Dia tidak ingin salah langkah dan rugi besar jika tidak “nurut” pada peramal. Selain untuk memulai bisnis, Salim juga meramal bangunan atau suatu tempat. Dia ngotot mempertahankan ruangan kecil-sesak yang terdiri dari satu telepon, satu meja, dan dua kursi tanpa pendingin ruangan karena sangat baik dari segi Feng Shui.

Kepercayaan Salim terhadap unsur spiritual terbukti. Bisnis Salim bersama teman-temannya itu moncer. Berkat upaya melibatkan hal-hal mistik-spiritual, bisnis Salim ke depan makin menggurita. Dia pun bisa kaya raya menjadi orang terkaya Indonesia sepanjang Orde Baru berkuasa.