Tukang Becak Beruntung Dapat Durian Runtuh Senilai Rp 1 Miliar dari Pemerintah

by -300 Views
Tukang Becak Beruntung Dapat Durian Runtuh Senilai Rp 1 Miliar dari Pemerintah

Jakarta, CNBC Indonesia – Keberuntungan bisa menimpa siapa saja, termasuk seorang tukang becak dari Magelang bernama Raden Sayadi. Masyarakat Indonesia sempat dihebohkan pada Mei 1990 lalu karena Raden Sayadi berhasil memenangkan uang Rp 1 miliar.

Bak durian runtuh, ternyata uang Rp 1 miliar yang diperoleh Raden Sayadi adalah hasil dari program Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB). SDSB adalah salah satu program undian yang diselenggarakan oleh pemerintah Orde Baru sejak 1 Januari 1989. Melalui SDSB, masyarakat hanya perlu membeli kupon dan menebak angka yang tersedia.

Jika tebakannya berhasil, maka orang tersebut akan mendapatkan uang hadiah dengan peluang yang sangat kecil. Sementara pemerintah, melalui Kementerian Sosial akan menggunakan uang dari pembelian kupon itu untuk keperluan pembangunan.

Beranjak dari sistem seperti ini, aktivis Sri Bintang Pamungkas dalam Ganti Rezim Ganti Sistim (2014) mengatakan bahwa SDSB sama seperti permainan judi yang dilegalisasi pemerintah. Majelis Ulama Indonesia pada akhirnya juga mengeluarkan fatwa haram atas SDSB karena menganggapnya judi dan menyengsarakan rakyat.

Meski menuai kritikan, SDSB tetap berjalan dan membuat banyak orang senang karena mendapat hadiah, salah satunya terjadi pada Raden Sayadi.

Surat kabar Wawasan (16 Mei 1990) yang dikutip situs Perpustakaan Nasional Indonesia menceritakan bahwa Sayadi awalnya seorang veteran. Di masa perang, ia terjun langsung membela Indonesia dan pernah dipenjara serta disiksa oleh Belanda.

Setelah perang selesai, dia beralih profesi sebagai tukang becak di Magelang. Meski hidup dalam kesulitan, dia selalu menyempatkan diri membeli kupon SDSB dengan harga seribu sampai puluhan ribu rupiah setiap kali dijajakan pemerintah.

Hingga akhirnya, kupon yang dibelinya berhasil mendapatkan hadiah jackpot: Sayadi mendapat hadiah Rp 1 miliar dari SDSB.

Menariknya, keberhasilan Sayadi mendapat Rp 1 miliar konon diperoleh dari kegiatan spiritual yang dilakukannya. Diketahui, sebulan sebelum menjadi miliarder, ia mengurung diri dan tidak makan-minum selama 7 hari 7 malam.

“Pada saat malam terakhir, Pak Sayadi mengaku melihat cahaya besar, yang diyakininya sebagai simbol anugerah dari Tuhan. Dan benar saja, Pak Sayadi menjadi miliarder setelah melakukan rangkaian ritual dan berserah pada nasib yang menimpanya,” tulis situs Perpustakaan Nasional.

Terlepas dari benar atau tidaknya kegiatan tersebut, yang pasti hidup Sayadi setelahnya tak lagi miskin dan disebut sebagai miliarder baru. Namun, kisah-kisah orang seperti Sayadi lainnya tidak begitu banyak karena SDSB dihentikan pada tahun 1993 setelah mendapat banyak kritik dari berbagai pihak.