Karena Merasa Terluka, Sekarang Orang Ini Justru Menjadi Pemimpin Supercar

by -64 Views
Karena Merasa Terluka, Sekarang Orang Ini Justru Menjadi Pemimpin Supercar

Bologna, CNBC Indonesia – Siapa yang tak kenal Lamborghini, supercar dengan harga miliaran yang digemari kalangan atas Indonesia. Ternyata, mobil mewah tersebut diproduksi akibat kekesalan dari seorang Ferruccio Lamborghini.

Ferruccio Lamborghini, lahir di Cento Italia pada tahun 1913, tumbuh dalam keluarga petani dan ayahnya mengajarkan soal mekanik dan teknologi. Minatnya di otomotif terus diasah di Institut Teknik di Fratelli Taddia Bologna.

Keahliannya dalam memperbaiki kendaraan membuat Angkatan Udara Italia merekrutnya sebagai pemimpin satuan pemeliharaan kendaraan. Setelah Perang Dunia berakhir, Ferruccio mendirikan bisnis produksi traktor dan alat pertanian. Bisnis ini membuat Ferruccio semakin dikenal di Italia.

Seperti pengusaha sukses lainnya, Feruccio mulai mengoleksi berbagai mobil mewah seperti Jaguar, Alfa Romeo, Maserati, Mercedes, dan Ferrari. Dari koleksi-koleksi inilah, cikal bakal supercar Lamborghini meluncur di jalanan.

Pada tahun 1968, Ferruccio membeli Ferrari 250 GT . Namun, dirinya menilai mobil itu terlalu rapuh, kopling yang kurang presisi dan berisik. Ketika dia mengeluhkan kualitas tersebut kepada Enzo Ferrari, dia mendapat jawaban bahwa masalahnya bukan pada mobilnya, melainkan pengemudinya. Hal ini membuat Ferruccio memodifikasi Ferrari 250 GT miliknya dan akhirnya memproduksi Lamborghini 350 GT. Produk ini dijual setahun kemudian dengan kuantitas 120 unit.

Meski terbilang sukses, Ferruccio juga sempat mengalami kesulitan dalam bisnis otomotif. Pada tahun 1974, omzet bisnis traktornya anjlok dan dengan terpaksa Ferruccio menjual sahamnya kepada Fiat. Setelah dikendalikan Fiat, penjualan mobil mulai meningkat, namun krisis minyak di tahun 70-an membuat Lamborghini kembali merugi. Hingga akhirnya, pada tahun 1978, Lamborghini dinyatakan bangkrut.

Dua tahun setelahnya, Mimram Brother mengambil alih perusahaan namun tidak ada prestasi yang apik dari Lamborghini. Investor pun datang silih berganti mulai dari Chrysler Corporation hingga orang Indonesia.

Chrysler yang sempat mengalami krisis di tahun 90-an, terpaksa melepas sahamnya di Lamborghini pada konsorsium V’Power Corporation dan Mycom Setdco. V’Power dimiliki oleh putra Presiden Soeharto, Tommy Soeharto, sementara Mycom adalah grup investasi asal Malaysia yang mayoritas sahamnya dipegang oleh Setiawan Djodi. Perusahaan ini mengakuisisi Lamborghini dengan nilai 40 juta dolar AS.

Krisis moneter datang menerpa, dan akhirnya konsorsium itu menjual kepada Volkswagen – Audi dengan nilai cukup lumayan hingga 110 juta dolar AS.

Dalam kunjungan eksklusif CNBC Indonesia ke Museum dan pabriknya di Bologna Italia, presisi menjadi nomor satu bagi Lamborghini. Meski bangga dengan supercarnya, Lamborghini sadar bahwa tidak semua orang suka dengan mobil yang meraung dan sedan yang sempit. Lamborghini memproduksi mobil lainnya seperti SUV dan juga khusus militer.

[Gambas:Video CNBC]

– HAA/HAA –