Guru Ngaji dari Indonesia Menjadi Pahlawan Dunia dengan Mengajarkan Jutaan Muslim Membaca Al-Qur’an

by -106 Views
Guru Ngaji dari Indonesia Menjadi Pahlawan Dunia dengan Mengajarkan Jutaan Muslim Membaca Al-Qur’an

Kefasihan dalam membaca Al-Qur’an oleh masyarakat Indonesia saat ini tidak lepas dari peran penting K.H. As’ad Humam. Dia adalah seorang guru ngaji asal Yogyakarta yang telah membantu jutaan orang Indonesia dan luar negeri untuk fasih dalam membaca Al-Qur’an.

Banyak orang mungkin tidak mengenal sosok As’ad Humam, namun jika melihat karyanya, mereka pasti akan terkejut. As’ad Humam adalah pencipta metode pembelajaran cepat untuk membaca Al-Qur’an, yaitu Iqro, yang fotonya terpampang jelas di cover belakang buku Iqro.

Mitsuo Nakamura dalam bukunya “The Crescent Arises Over the Banyan Tree” (2012) menjelaskan bahwa K.H As’ad Humam lahir di Yogyakarta pada tahun 1933. Dia adalah generasi kedua dari keluarga Muhammadiyah, yaitu H. Humam Sirajd, seorang pengusaha sukses di Selokraman.

As’ad mengenyam pendidikan dari sekolah Muhammadiyah mulai dari tingkat rendah hingga tinggi. Namun pada tahun 1963, nasibnya berubah setelah mengalami kecelakaan jatuh dari pohon pada usia 18 tahun yang menyebabkan tulang belakangnya mengalami pengapuran. Dokter memvonis As’ad cacat seumur hidup, sehingga dia harus menggunakan tongkat untuk berjalan.

Sebagai guru ngaji, As’ad dikenal karena mampu mengajarkan murid membaca Al-Qur’an secara cepat. Dengan metodenya yang inovatif, seseorang dapat secara cepat fasih dalam membaca Al-Qur’an hanya dalam hitungan bulan. Metode ini dikenal dengan sebutan Iqro yang mulai diperkenalkan secara luas oleh As’ad pada tahun 1983.

Metode Iqro diujicobakan kepada anak-anak di bawah asuhan tim tadarus Angkatan Muda Masjid dan Musholla (AMM) Yogyakarta. Keberhasilan metode ini membuat pemerintah melihatnya sebagai cara efektif untuk membantu mengentaskan buta aksara Al-Qur’an. Penggunaan Iqro semakin meluas dan popularitasnya tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di negara-negara lain seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Keuntungan dari penjualan buku Iqro tidak dimasukkan ke kantong pribadi As’ad, namun dialihkan untuk membangun pusat pengajian dan sarana keagamaan lainnya. Sayangnya, As’ad meninggal pada tahun 1996 dan dianggap sebagai pahlawan penyelamat Al-Qur’an oleh Menteri Agama Tarmizi Taher.

Metode Iqro hingga saat ini masih dianggap sebagai metode terbaik untuk mengajarkan orang membaca Al-Qur’an.