Cerita Desa Ibru Muaro Jambi: Kisah Pemenang Desa BRILian

by -89 Views
Cerita Desa Ibru Muaro Jambi: Kisah Pemenang Desa BRILian

Desa Ibru terpilih sebagai Desa Inovatif dan Digitalisasi Terbaik dalam program Desa BRILian. Pencapaian ini diraih karena Desa Ibru melalui BUMDes Suka Makmur berhasil mengembangkan potensi sumber daya alamnya.

Ibru terletak di Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi. Dibandingkan dengan desa lain di Jambi, Ibru termasuk desa kecil yang dihuni oleh 271 kepala keluarga.

Desa Ibru memiliki lubuk sumber mata air alam dan banyak lahan tidur yang berpotensi diolah secara masif. Untuk mendapatkan komoditas unggul sekaligus meningkatkan perekonomian setempat, Desa Ibru pun berinovasi dengan potensi melimpah yang dimiliki daerahnya.

Selain itu Desa Ibru juga terus mengembangkan sektor pertanian, dengan memanfaatkan lahan tidur, untuk ditanami tanaman rimpang seperti kunyit. Tanaman rimpang kunyit dipilih untuk dibudidayakan menjadi produk kesehatan sekaligus untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.

Direktur BUMDes Suka Makmur, Anggoro Kasih menjelaskan, dalam rangka mewujudkan warga desa yang sejahtera, khususnya petani, pemerintah desa melalui BUMDes Suka Makmur mencoba memanfaatkan lahan kering yang dinilai cocok untuk bertani tanaman biofarmaka seperti kunyit.

Tanaman biofarmaka adalah tanaman yang berguna sebagai obat herbal atau jamu. Jenis tanaman tersebut mudah ditanam di lahan kering dan gampang untuk dipanen dengan umur panen yang cukup singkat.

Berbagai penelitian dan inovasi terus dilakukan BUMDes Suka Makmur hingga akhirnya pada 2022, BUMDes Suka Makmur mencoba inovasi lain dari produk turunan kunyit, yaitu sabun batang kunyit, yang diproduksi untuk kebutuhan rumah tangga dan sebagai oleh-oleh. Dari sinilah muncul produk turunan kerupuk kunyit, pewangi ruangan, serbuk kunyit kristal, hingga kulit kunyit sebagai eco enzim.

“Membudidayakan tanaman biofarmaka terbukti dapat membantu kesejahteraan para petani di Desa Ibru. Apalagi Desa Ibru didukung dengan potensi alam melimpah, dengan begitu masyarakatnya dapat ambil bagian dalam mengembangkan industri yang berbahan baku tanaman obat di Indonesia,” ungkap dia dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (28/3/2024).

Dia menjelaskan dalam proses pengembangan dan pengolahan kunyit, BUMDes dibantu dua kelompok tani dan masyarakat sekitar. Untuk budidaya kunyit, BUMDes meminta warganya menanam kunyit di pekarangan rumah.

“Dalam proses budidaya itu, BUMDes juga ikut mengedukasi kelompok tani. Dari proses pengembangan produk turunan, diketahui bahwa setiap produk yang akan dihasilkan memiliki masa panen yang berbeda-beda. Masa panen yang cukup singkat itu juga yang membuat harga kunyit stabil karena dipanen secara bertahap,” papar dia.

Anggoro menambahkan, berbagai upaya dilakukan pemerintah Desa Ibru untuk menjadi desa percontohan di Provinsi Jambi. Dalam beberapa tahun terakhir, Desa Ibru telah dijadikan Desa Laboratorium Terpadu (DLT) karena aktif menggerakkan masyarakat, khususnya para kelompok petani, untuk melakukan kegiatan diversifikasi produk berbasis potensi lokal.

“Mantri dari BRI menyarankan kami untuk mengikuti program Desa BRILian. Selama mengikuti program Desa BRILian, Desa kami aktif mengikuti berbagai pelatihan yang diberikan dari klaster usaha dari BRI. Banyak pelatihan yang diberikan, mulai dari manajemen marketing, manajemen keuangan, hingga terkait packaging.

Saat ini, produk kunyit milik Desa Ibru diperkenalkan ke dua negara tetangga, yaitu Turki dan Malaysia, serta mendapatkan respons positif. Setelah menjadi Desa Inovatif dan Digitalisasi Terbaik, Desa Ibra berencana mengembangkan produk turunan kunyit lainnya, seperti body wash.

BUMDes Suka Makmur juga akan membangun rumah digital, rumah produksi, rumah pencucian rimpang, rumah pengeringan. Semuanya dibangun dalam satu area yang sama, bukan sekadar untuk tujuan produksi, tapi beberapa area itu juga dapat dijadikan sebagai potensi wisata baru.

“Kami akan buat agroindustri dan agrowisata biofarmaka. Jadi tempat yang kami bangun akan jadi objek wisata berbasis industri,” kata Anggoro.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan bahwa Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa dengan tujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa yang diinisiasi BRI sebagai bentuk agent of development. Hingga akhir 2023 tercatat terdapat 3.178 desa yang mendapatkan pemberdayaan Desa BRILiaN.

“Program Desa BRILiaN ini adalah contoh nyata komitmen BRI sebagai perusahaan BUMN dalam menerapkan economic value dan social value secara bersamaan, sehingga tidak perlu dipertentangkan, dengan kemampuan BRI menavigasi tantangan dengan baik maka tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik,” tegas Sunarso.