Seorang Pengusaha Muslim Berkeinginan Untuk Mati Dalam Ketenangan, Seluruh Hartanya Disalurkanais non-aseyes to know that they are being rewritten in a respectful and accurate manner.

by -90 Views
Seorang Pengusaha Muslim Berkeinginan Untuk Mati Dalam Ketenangan, Seluruh Hartanya Disalurkanais non-aseyes to know that they are being rewritten in a respectful and accurate manner.

Jakarta, CNBC Indonesia – Kehidupan seseorang kadang berubah setelah mengalami kejadian tragis yang bisa membuatnya sadar. Seperti yang dialami oleh Ali Banat, seorang pengusaha asal Sydney, Australia, yang meraih kekayaan dari bisnis keamanan dan elektronik.

Dari bisnis tersebut, Banat memiliki uang yang berlimpah dan sering hidup mewah. Dia sering membeli barang-barang mewah seperti mobil, jam tangan, sepatu, dan lainnya. Bahkan, BBC International mencatat bahwa mobil sport yang dimilikinya senilai US$ 600 ribu atau sekitar Rp 8,3 miliar dan memiliki gelang seharga US$ 60 ribu atau sekitar Rp 833 juta.

Namun, sikapnya berubah drastis pada tahun 2015. Ali Banat menderita sakit yang tak tertahankan dan harus dirawat di rumah sakit. Tak disangka, dokter mendiagnosis bahwa rasa sakit tersebut disebabkan oleh kanker yang telah menyerang tubuhnya. Banat dijatuhi vonis bahwa dia hanya akan hidup selama tujuh bulan.

Vonis dokter itu seperti petir di siang hari bagi Banat. Dia tidak pernah mengira bahwa di usia produktif 30-an, ia akan menderita penyakit parah dan hidupnya tidak akan lama lagi. Pukulan telak ini membuatnya sadar akan kebesaran Allah. Sakit kanker membuatnya menyadari bahwa harta benda tidak lagi bermanfaat baginya. Untuk menghindari kerugian, Banat memutuskan untuk menyumbangkan seluruh hartanya.

“Dengan cita-cita wafat tanpa memiliki harta benda,” ujar Banat seperti yang dikutip dari One Path.

Dalam YouTube One Path, Banat menceritakan bahwa setelah didiagnosis kanker, dia langsung memberikan jam tangan, pakaian, topi, dan mobil kepada orang-orang yang membutuhkan. Selain itu, ia juga pergi ke Afrika selama dua minggu, di mana dia merasakan kemiskinan bersama warga setempat dan mendirikan yayasan sosial yang bernama “Muslim Around the World” pada Oktober 2015.

Menurut The Sun, yayasan sosial ini adalah tempat untuk menyumbangkan harta Banat. Dana tersebut digunakan untuk membangun masjid, sekolah, dan membantu para janda di Togo, Ghana, dan Burkina Faso.

Sikap Ali Banat ini kemudian menjadi viral dan menarik perhatian banyak pihak untuk menyumbangkan harta melalui yayasan tersebut. Pada tahun yang sama, yayasan tersebut berhasil mengumpulkan donasi hampir satu juta poundsterling atau sekitar Rp 18,5 miliar.

Berkat usahanya ini, Banat mengklaim bahwa anak-anak di Afrika yang dibantu oleh yayasan tersebut lebih sejahtera secara ekonomi. Meskipun ia telah dijatuhi vonis akan meninggal dalam waktu dekat, ternyata hal itu tidak terjadi. Banat malah hidup lebih lama dari perkiraan sebelum akhirnya meninggal pada tahun 2018. Tentu saja, kematian Banat sudah sesuai dengan keinginannya, yaitu meninggalkan dunia tanpa harta sedikit pun.

[mfa/mfa]