Gagal Menjadi Dokter, Namun Sukses Menjadi Ulama Legendaris Indonesia

by -103 Views
Gagal Menjadi Dokter, Namun Sukses Menjadi Ulama Legendaris Indonesia

Sejarah mencatat di Indonesia ada seorang ulama legendaris. Saat menyampaikan ceramah, ulama ini bisa ditonton ribuan orang dari berbagai lapisan masyarakat. Bahkan, kebesaran namanya juga tak hanya di dalam negeri, tetapi luar negeri. Singkatnya, dia bak magnet ketika ceramah.

Ulama tersebut adalah KH Zainuddin MZ. Sejak kecil, Zainuddin memang sudah bersentuhan dengan dunia Islam sebagai santri. Dia dimasukkan kakeknya ke sekolah keagamaan karena berharap cucunya bakal jadi ulama besar. Meski begitu, cita-cita sang kakek ternyata tak sejalan dengan kehendak Zainuddin.

Pria kelahiran 2 Maret 1952 ini sebenarnya ingin menjadi dokter. Namun, keinginan tersebut ditolak oleh kakeknya yang tetap ngotot agar Zainuddin belajar agama agar bisa jadi ulama. Singkat cerita, dia pun manut dan belajar agama hingga ke jenjang tertinggi. Dia banyak mempelajari kitab-kitab kuning dan pandai mengaji.

Sebagaimana dijelaskan dalam Dakwah & Politik ‘Dai Berjuta Umat’ (1997), satu hal yang jadi keunggulan adalah kepandaian bercerita Zainuddin. Sejak dahulu, dia suka membaca karya sastra dan membuatnya pandai mengungkapkan kata-kata. Kepandaian ini yang kemudian jadi pondasi saat berceramah.

Zainuddin memulai ceramah sejak masih kuliah di MTs Darul Ma’arif. Sebelum berceramah, dia serius belajar pidato. Tokoh-tokoh yang pandai pidato seperti Soekarno dan berbagai ulama lain, seperti KH Syukron Ma’mun, Buya Hamka, dan Idham Chalid jadi inspirasinya. Atas dasar ini, Zainuddin menjadi dikenal luas sebagai dai yang energik dan bersemangat.

Sejak 1970-an, dia sering tampil di berbagai acara televisi dan radio untuk menyebarkan ajaran Islam dengan gaya yang menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat umum. Karirnya dalam berdakwah membawanya ke berbagai penjuru Indonesia dan negara-negara lainnya.

Salah satu gaya ceramah khas Zainuddin adalah menyelipkan lawakan yang membuat pendengar tak seperti menonton ceramah yang kaku. Atas dasar ini, tiap kali dia berceramah, penontonnya sampai ribuan dan selalu dinantikan. Jumlah penonton ini makin berlipat ganda ketika banyak orang memublikasikan kumpulan ceramah-ceramahnya yang kemudian dijual dalam bentuk kaset, CD, dan buku. Dari sinilah, istilah “Da’i sejuta umat” tersemat pada dirinya. Pada titik ini pula, cita-cita kakeknya yang ingin Zainuddin menjadi ulama besar jadi terwujud.

Selain aktif di keagamaan, dia juga aktif berpolitik. Diketahui, dia sempat menjadi pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan pernah mendirikan Partai Bintang Reformasi pada 2002 silam.

Kiprah Zainuddin MZ berhenti pada 5 Juli 2011 karena meninggal. Meski sudah tiada, warisannya tetap hidup dalam karya-karya serta pengaruh positif yang telah dia tinggalkan.