FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pendeta Gilbert Lumoindong sedang menjadi sorotan setelah khotbahnya dianggap menghina umat Muslim terkait zakat dan salat.
Dia membicarakan tentang 2,5 persen dan membandingkannya dengan perpuluhan yang viral di media sosial.
Dalam video tersebut, Gilbert juga membicarakan perbedaan gerakan salat umat Islam dengan gerakan umat Nasrani ketika beribadah.
Tentang khotbahnya, Gilbert dikecam oleh warganet bahkan disinggung karena gaya hidup mewahnya.
Pada tahun 2022 lalu, Pendeta Gilbert dilaporkan membebankan biaya Rp40 juta untuk satu kali melakukan pemberkatan pernikahan. Namun kabar tersebut telah dibantah oleh sang pendeta.
“Saya Pendeta Gilbert Lumoindong, pernyataan ini tidak benar, saya selalu melayani tanpa menetapkan biaya. #StopHoax Tuhan Yesus memberkati @_fransiskacis ya,” kata sang pendeta melalui akun Twitter.
Berdasarkan informasi, pendeta di Indonesia menerima gaji bulanan dari gereja dengan metode dan sistem pembayaran yang berbeda-beda di setiap gereja tempat pendeta tersebut bekerja. Namun secara umum, gaji pendeta dibagi menjadi gaji tetap dan gaji tidak tetap.
Untuk metode gaji tetap, pendeta menerima gaji setiap bulan. Namun, pendeta yang bersifat tetap ini tidak memiliki pekerjaan lain atau sampingan sehingga dapat fokus menjalankan panggilannya sebagai pendeta dalam melayani jemaat di gereja tersebut.
Sistem pembayaran lain yang digunakan adalah pendeta menerima uang dari pelayanan yang diberikan. Meskipun demikian, jumlahnya tentu berbeda dengan model gaji tetap yang diberikan kepada pendeta yang bersangkutan.