Blue Band adalah salah satu merek mentega yang paling populer di Indonesia. Awalnya, Blue Band dirintis oleh keluarga Yahudi dan dipasarkan hanya untuk komunitas Yahudi. Simon van den Bergh, seorang pria Yahudi asal Belanda, menjual margarin pada tahun 1886 dan terus melanjutkan bisnis dari ayahnya.
Margarin awalnya hanya dijual kepada komunitas Yahudi karena dibuat berdasarkan bahan-bahan yang sesuai dengan kepercayaan agama mereka. Namun, seiring waktu, margarin tersebut mulai diterima oleh masyarakat luas dan menjadi populer di Belanda. Setelah Simon wafat, bisnis margarin tersbut diteruskan oleh anak-anaknya dan berganti nama menjadi Blue Band.
Di Inggris, Blue Band berhasil bersaing dengan margarin merk Stork dan kemudian bergabung dengan Stork untuk membentuk perusahaan besar bernama Unilever pada tahun 1930. Unilever kemudian membawa Blue Band ke Indonesia pada tahun 1934 dan dipantau langsung oleh Sidney van den Bergh.
Sidney percaya bahwa Blue Band akan merajai pasar Indonesia karena orang Belanda, Yahudi, dan warga asli Indonesia memiliki ketergantungan terhadap margarin. Saat ini, Blue Band telah menjadi merek terkenal di Indonesia dan bahkan menjadi kata umum untuk menyebut margarin atau mentega.