Sebagai Pemberi Bantuan Jodoh, Wanita Ini Memperoleh Harta senilai Rp 8 T

by -93 Views
Sebagai Pemberi Bantuan Jodoh, Wanita Ini Memperoleh Harta senilai Rp 8 T

Pendiri Bumble, Whitney Wolfe Herd, Sukses Berkat Ide Biro Jodoh

Jakarta, CNBC Indonesia – Banyak orang beranggapan bahwa untuk mendapatkan jodoh atau pasangan, seseorang harus mencarinya sendiri karena jodoh tidak bisa datang dengan sendirinya. Dari anggapan ini, perempuan asal Amerika Serikat (AS), Whitney Wolfe Herd, memiliki ide bisnis yang menarik. Dia mendirikan aplikasi biro jodoh yang sukses membantu jutaan orang menemukan pasangan. Dari usahanya ini, dia kini memiliki kekayaan sebesar US$510 juta atau sekitar Rp8 triliun.

Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Aplikasi biro jodoh yang dimaksud adalah Bumble. Bagi Whitney, Bumble bukanlah aplikasi pertama yang dia buat. Sebelumnya, pada tahun 2012, Whitney lebih dulu mendirikan aplikasi serupa bernama Tinder.

Namun, di tengah jalan, dia keluar dari perusahaan. Menurut laporan dari Time, Whitney keluar dari Tinder karena mengalami pelecehan dari salah satu eksekutif perusahaan tersebut. Sejak itu, dia berambisi untuk mendirikan aplikasi pesaing Tinder yang dapat melindungi para perempuan dari pelecehan. Dari situlah, lahir Bumble pada tahun 2014.

Mengambil inspirasi dari pengalaman tersebut, Whitney ingin kemunculan Bumble dapat mengakomodasi perempuan. Awalnya, dia ingin Bumble khusus untuk perempuan agar dapat saling mendukung. Namun, seorang temannya bernama Andree mendorongnya untuk membuat aplikasi kencan saja.

Whitney setuju, namun dia ingin merancang aplikasinya sedemikian rupa sehingga hanya pihak perempuan yang dapat mengirim pesan pertama. Bagi Whitney, sistem kencan di mana perempuan harus menunggu pria memulai komunikasi pertama sudah ketinggalan zaman.

“Dalam kehidupan saya, banyak wanita cerdas dan luar biasa yang masih menunggu pria untuk mengajak mereka kencan, mencatat nomor telepon mereka, atau menunggu untuk memulai percakapan,” kata Whitney dalam situs resmi Bumble.

Dalam wawancara dengan Insider pada Rabu (22/5/2024), dia mengaku ingin membuat kencan terasa lebih modern. Salah satunya adalah dengan memungkinkan perempuan untuk memulai hubungan terlebih dahulu.

Awalnya, tidak mudah bagi Whitney untuk menjadikan Bumble sukses. Dia bekerja keras untuk mencapainya, bahkan kadang bekerja lebih dari 12 jam sehari tanpa pernah berhenti, bahkan di akhir pekan.

Namun, kerja keras tersebut akhirnya membuahkan hasil ketika Bumble mulai dikenal dan menjadi pesaing Tinder. Beberapa bulan setelah diluncurkan, Bumble langsung menjadi aplikasi pencari jodoh populer di AS.

Secara statistik, puluhan juta pengguna telah berhasil menemukan pasangan melalui Bumble dalam tahun pertama aplikasi tersebut. Seiring berjalannya waktu, Bumble tidak hanya digunakan untuk mencari jodoh, tetapi juga mencari teman sesama jenis, yang membuatnya semakin populer.

Keberhasilan Bumble membuat Whitney berani untuk menawarkan saham perusahaan ke publik atau melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek New York pada tahun 2021. Menurut laporan dari Time, sebulan setelah IPO, valuasi perusahaan langsung mencapai US$14 miliar atau sekitar Rp224 triliun dan menghasilkan pendapatan hingga US$582 juta dengan margin keuntungan sebesar 26%.

Dari sini, juga terungkap bahwa Whitney berhasil mendapatkan banyak keuntungan dari membantu orang menemukan jodoh. Menurut Forbes, meskipun masih berusia 30 tahun, dia memiliki kekayaan sebesar US$510 juta atau sekitar Rp8 triliun, sehingga menjadikannya sebagai wanita muda terkaya di dunia.

Saati ini, situs resmi perusahaan menyatakan bahwa Bumble telah digunakan oleh lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia. Namun, pada November 2023, terjadi perubahan dalam struktur organisasi di mana Whitney tidak lagi menjabat sebagai CEO dan beralih posisi menjadi Ketua Eksekutif perusahaan.