FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat Media Sosial, Ferdinand Hutahaean, bereaksi keras terhadap imbauan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) baru-baru ini.
Imbauan itu menyarankan agar azan Magrib di televisi diganti dengan running text selama siaran langsung misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.
Informasi ini menguak ke publik setelah beredarnya surat permohonan yang berkop Kementerian Agama (Kemenag) di media sosial (Medsos).
Dalam surat permohonan tersebut, surat ditujukan kepada Kominfo terkait kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia.
Menurut Ferdinand, usulan tersebut berpotensi memicu konflik antarumat beragama di Indonesia, terutama antara umat Kristen Katolik dan Islam
“Bagi saya apa yang diusulkan Kominfo ini bisa memunculkan konflik antar umat beragama. Kristen Katolik dengan Islam,” ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Rabu (4/9/2024).
Ferdinand menekankan bahwa adzan Maghrib telah menjadi tradisi yang selalu ditayangkan di televisi selama bertahun-tahun.
“Karena selama ini adzan sudah menjadi sebuah peristiwa yang selalu ditayangkan televisi,” sebutnya.
Menghilangkan atau menggantinya dengan running text demi menayangkan misa Paus Fransiskus dianggapnya sebagai langkah yang tidak tepat.
“Kemudian kalau tiba-tiba dibatalkan, dihilangkan, atau diganti karena acara misa di GBK yang dipimpin oleh Sri Paduka Paus Fransiskus, tentu ini teman-teman yang beragama Islam akan keberatan,” imbuhnya.
Ferdinand yang merupakan non Muslim pun mengaku tidak setuju dengan usulan tersebut.