Tidur di Kedutaan Besar-Sentuh Tanah Bandara Halim

by -125 Views
Tidur di Kedutaan Besar-Sentuh Tanah Bandara Halim




Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah 35 tahun, Bapa Suci Pimpinan Katolik Dunia kembali mengunjungi Indonesia. Kali ini, Paus Fransiskus melakukan Perjalanan Apostolik ke Indonesia, mulai tanggal 3-6 September 2024. Dia akan melakukan sederet kegiatan di Tanah Air dalam rangka misi Apostolik di kawasan Asia Tenggara.

Kedatangan Paus Fransiskus menjadi perbincangan banyak orang, terutama ihwal kesederhanaannya.

Dia terbang naik pesawat komersil, lalu saat tiba diantar menggunakan Toyota Zenix dan menginap di Kedubes Vatikan. Tentu kebiasaan ini berbeda dengan tamu negara lain yang pergi pakai pesawat khusus, mobil Mercedes Benz, dan menginap di hotel.

Kesederhanaan Paus Fransiskus juga dilakukan oleh para pendahulunya, pemimpin Vatikan dan umat Katolik, yang pernah berkunjung ke Indonesia, yakni Paus Paulus VI dan Paus Yohanes Paulus II. 

Paus Fransiskus melambai dari mobil setelah tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang dekat Jakarta, Indonesia, 3 September 2024. (REUTERS/Guglielmo Mangiapane)Foto: Paus Fransiskus melambai dari mobil setelah tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang dekat Jakarta, Indonesia, 3 September 2024. (REUTERS/Guglielmo Mangiapane)
Paus Fransiskus melambai dari mobil setelah tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang dekat Jakarta, Indonesia, 3 September 2024. (REUTERS/Guglielmo Mangiapane)

Paus Paulus VI: Singkat tapi Bermakna

Sri Paus yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Paus Paulus VI pada 3 Desember 1970. Lawatan Paus Paulus VI bersamaan dengan agenda misi Apostolik ke negara-negara Asia. Mulai dari Iran, Pakistan, Filipina, Indonesia, dan Australia.

Selama tur Asia, Paus Paulus VI terbang ke Indonesia menggunakan pesawat komersial dari Maskapai Alitalia. Harian New York Times (4 Desember 1970) mewartakan, Paus tiba di Bandara Kemayoran, Jakarta, pukul 15.00 dan langsung disambut oleh Presiden Soeharto dan jajaran pimpinan negara. 

Kunjungan Paus Paulus VI di Indonesia tak lama, hanya kurang dari 24 jam. Saat mendarat, dia mengunjungi Istana Negara dan berlanjut ke Senayan menghadiri Misa di malam hari. Untuk tempat istirahat, dia tidur di Kedutaan Besar Vatikan, Jakarta sebelum bertolak ke Hongkong.

Meski sebentar, kedatangannya tak mengurangi keriuhan massa dari rakyat Indonesia. Selama perjalanan darat, selalu ada warga lintas agama yang berdiri menyambut pemimpin tertinggi Umat Katolik tersebut. Sebagai kenang-kenangan, Paus Paulus VI memberikan kenang-kenangan kepada pemerintah Indonesia berupa 4 unit ambulance.

Paus Yohanes Paulus II disambut oleh khalayak ramai pada 10 Oktober 1989 di Jakarta. (Photo by DERRICK CEYRAC / AFP/File Foto)Foto: Paus Yohanes Paulus II disambut oleh khalayak ramai pada 10 Oktober 1989 di Jakarta. (AFP/DERRICK CEYRAC/File Foto)
Paus Yohanes Paulus II disambut oleh khalayak ramai pada 10 Oktober 1989 di Jakarta. (Photo by DERRICK CEYRAC / AFP/File Foto)

Paus Yohannes Paulus II: Cium Tanah Bandara Halim

Sri Paus kedua yang tiba di Indonesia, yakni Paus Yohannes Paulus II pada 9-14 Oktober 1989. Selama 5 hari, Paus Yohannes Paulus II juga hendak melaksanakan misi Apostolik, di samping misi diplomatik kenegaraan. Ini menjadi kunjungan Sri Paus terlama berada di Indonesia. 

Seperti Paus Paulus II dan Paus Fransiskus, Paus Yohannes Paulus II juga terbang menggunakan pesawat komersil. Harian Kompas (10 Oktober 1989) melaporkan, Paus Yohannes Paulus II terbang dari Korea Selatan menumpang pesawat Korean Air HL7317. Dia tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pukul 13.55.

Namun, tak seperti kedua Sri Paus lain yang berkunjung ke Indonesia, Paus Yohannes Paulus II, melakukan hal tak biasa, tapi lazim dilakukannya, yakni mencium tanah (bumi) sesaat setelah dia turun dari pesawat.

“Begitu pintu pesawat dibuka dan Dubes Vatikan untuk Indonesia Mgr. Francesco Canalini membimbingnya turun, Sri Paus langsung mencium bumi. Cium Bumi tanda kecintaannya pada tanah yang didatangi dan hanya sekali dilakukan,” tulis Kompas.

Setelahnya, Bapa Suci pergi ke Istana Negara menemui Presiden Soeharto. Lalu, pada malam hari, dia datang ke Stadion Utama Senayan menghadiri acara kegembalaan umat yang dihadiri 100.000 umat Katolik. Dia kemudian beristirahat di Kedubes Vatikan.

Dari Jakarta, Sri Paus kemudian bertolak ke Yogyakarta, Dili-Timor Timur yang kala itu masih jadi bagian Indonesia, Medan, dan kembali lagi ke Jakarta. Paus kemudian mengakhiri kunjungannya di Indonesia pada Jumat, 13 Oktober 1989. Dia kemudian pergi ke Mauritius menggunakan pesawat Garuda Indonesia. 

Kepada Presiden Soeharto, Paus Yohannes II mengungkapkan rasa kagumnya atas keberagaman di Indonesia.

“Beliau (red, Sri Paus) menganggap Pancasila adalah pilihan yang tepat dan mencerminkan kearifan yang tinggi. Pancasila dinilai bisa memecahkan masalah kehidupan bangsa dan negara,” kata Mensesneg Moerdiono, dikutip dari Kompas (14 Oktober 1989).

(mfa/mfa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global