Jakarta, CNBC Indonesia – Ini adalah kisah Yuli Arzeta, seorang pemuda dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang berhasil memasuki pasar ekspor dengan produk biola listrik berkualitas buatannya sendiri. Saat ini, ia menjadi salah satu eksportir biola asal Indonesia yang produknya sudah menjadi langganan para musisi internasional.
Pencapaian Yuli dimulai sepuluh tahun yang lalu, ketika ia masih menjadi musisi biola jalanan. Dengan tekadnya, Yuli membuat biola berkualitas dengan tangan sendiri. Menurutnya, hal ini penting mengingat maraknya biola impor asal China yang terkenal murah namun kualitasnya biasa.
“Biola buatan saya ini menekankan pada kualitas, sehingga memang harganya lebih mahal daripada biola-biola China yang beredar di pasaran,” kata Yuli kepada CNBC Indonesia, dalam acara Trade Expo Indonesia di BSD, Tangerang Selatan (9/10/2024).
Keahliannya dalam mengidentifikasi pasar membuat produk biola listrik Yuli berhasil meraih kesuksesan baik di pasar domestik maupun ekspor. Penggunaan kayu lokal khas Kalimantan dan Sulawesi, yang langka dan berkualitas, serta sentuhan tangan dingin Yuli membuat biola buatannya dapat memberikan kontribusi devisa negara dan menjadi sumber ekonomi bagi dirinya.
“Sekarang saya fokus pada produksi dan ekspor biola, sekitar 4-5 biola per bulan. Terkadang saya juga tampil di panggung,” kata Yuli.
Ia menjelaskan bahwa harga rata-rata biola listriknya adalah Rp 3,5 juta per unit, dengan merek AEYRA. Yuli juga mengikuti tren pasar dalam hal desain, ornamen, dan modifikasi senar biola sesuai permintaan.
“Pembelinya kebanyakan adalah musisi profesional, jadi saya membuat 5 senar dalam satu biola, sedangkan biola biasanya hanya memiliki 4 senar,” ujarnya.
Yuli adalah individu berbakat, yang mampu bermain biola dan memproduksi biola secara autodidak. Sudah menjadi rahasia umum bahwa memainkan biola saja sudah sulit, apalagi mampu memproduksi sendiri.
“Selain kualitas kayu, proses pembuatan juga memegang peranan penting, seperti pemanasan kayu agar bisa melengkung. Proses pengeringan kayu juga membutuhkan berbulan-bulan,” katanya.
Saat ini, ia menjadi salah satu eksportir unggulan dari Kalimantan Selatan yang mendapat dukungan dari pemerintah setempat untuk berpartisipasi dalam pameran TEI. Ia berharap produk Indonesia semakin dikenal di kancah internasional, dan biola semakin populer.
“Jika ingin belajar bermain biola, jangan mudah menyerah. Saya dulu bahkan membawa biola ke kantor saat bekerja, terus berlatih,” ucapnya penuh semangat.
Bagaimana, ada yang tertarik untuk mengikuti jejak Yuli?
(hoi/hoi)