“Wanita Miliarder Berkat WFH: Rahasia Sukses Nipu Rp19 M”

by -24 Views
“Wanita Miliarder Berkat WFH: Rahasia Sukses Nipu Rp19 M”

Bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) sudah menjadi impian banyak orang jauh sebelum pandemi COVID-19 merajalela empat tahun lalu. WFH dinilai lebih efektif dan efisien. Sudah banyak orang membuktikannya. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang bisa jadi miliarder berkat kerja dari rumah. Pembuktian ini lantas membuat banyak orang mengikuti jejak yang sama, salah satunya menjadikan Raden Ajoe sebagai percontohan. Tokoh satu ini merupakan wanita asal Jakarta yang melakoni konsep WFH. Dia membuat banyak orang kagum karena berhasil menjadi miliarder tanpa keluar rumah. Namun, kekaguman orang lantas berubah menjadi kemarahan tatkala terbongkar pekerjaan Ajoe sebenarnya sebagai penipu ulung yang sukses meraup Rp19 Miliar.

Membongkar modus Ajoe mengharuskan kita mundur ke Oktober 1949. Kala itu, koran Belanda Nieuewe Courant (12 Oktober 1949), memberitakan ada seorang wanita di Jakarta bernama Raden Ajoe. Dia menjadi jutawan atau miliarder, tapi hanya kerja dari rumah. Tentu saja berita tersebut membuat banyak orang kagum yang tak lama memantik amarah banyak orang. Sebab, Ajoe melakukan penipuan dengan berpura-pura menjadi dukun. Kepada banyak orang, Ajoe menyebut bisa mengubah nasib seseorang dari kemampuan mengetahui masa depan. Selain itu, dia juga bisa membuat orang jadi miliarder karena tahu lokasi harta karun terpendam.

Hanya saja, untuk bisa memberi nasehat atau menceritakan lokasi harta karun harus dilakukan ritual pemanggilan arwah di kediaman pribadinya. Arwah itulah yang akan bekerja menyusuri alam gaib dan lorong waktu ke masa depan. Namun, pemanggilan arwah butuh modal. Ajoe meminta uang kerja kepada para calon pelanggan. Orang-orang yang percaya mistik dan menginginkan perubahan nasib hingga kaya secara cepat, tak perlu pikir panjang. Mereka langsung memberikan uang begitu saja kepada Ajoe. Untuk lebih meyakinkan, di hadapan pelanggan dia berpura-pura menghubungi temannya orang kaya di Istana Negara. Maka, kepercayaan orang kepada wanita tersebut makin berlipat ganda.

Ketika uang sudah diterima, Ajoe lantas melakukan ritual yang tentu saja diselimuti kebohongan. Setelahnya dia memberikan nasehat sedikit demi sedikit agar bisa terus menerus meminta uang kerja. Singkatnya dia berupaya memeras pelanggan. Awalnya, aksi Ajoe berjalan lancar dan tak ada orang sadar kalau dia sudah dibodohi oleh wanita itu. Sampai akhirnya, tulis pewarta de Vrije Pers (13 Oktober 1949), seorang pengusaha China menyadari ada sesuatu yang janggal saat Ajoe pura-pura menelepon orang kaya di Istana Negara. Pengusaha itu sadar bahwa sang dukun tak sungguh menelepon. Dari sini, dia melapor ke polisi. Singkat cerita, polisi melakukan investigasi dan tipu muslihat Ajoe selama ini terbongkar. Ternyata Ajoe bukan seorang dukun, melainkan pengangguran.